Posts

Showing posts from July, 2018

Bapak-bapak Berjaket Seragam dan Hujan yang Mulai Turun

Aku sedang kesal dengan langit. Kenapa tadi cerah-cerah saja lalu tiba-tiba hujan mulai turun di waktu yang sangat tidak diharapkan? Dan bapak berjaket seragam terlalu banyak bertanya. Aku tidak takut hujan. Tidak masalah bapak membawa jas hujan atau tidak. Kalau bapak yang tidak mau hujan-hujanan, bisakah langsung dibatalkan dari sistem bapak saja? Supaya saya tidak menghabiskan waktu dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan bapak dan bisa segera mencari orang lain. Sebelum hujan semakin deras. Lalu bapak-bapak berjaket seragam kemarin seolah justru malah sengaja mengulur-ulur waktu saat aku menunggu di bawah gerimis dan khawatir hujan semakin deras. Kemarin, sepertinya mereka sedang kompak membuatku kesal dan tak suka menunggu. Dan di saat seperti itu, aku tak bisa benar-benar marah. Hanya ketus sedikit, lalu tak tega, kembali tersenyum, dan memberi ongkos lebih demi terlihat tidak marah. -BAS-

Rahasia

Apakah orang lain pernah berpikir tentang orang-orang yang suka ke tempat makan meski tak suka makan? Beberapa tak pernah bisa menghabiskan makanan yang dipesannya. Tak begitu peduli dengan cita rasa menu khas di setiap tempat makan yang ia kunjungi. Tak memanfaatkan jaringan internet yang biasanya disediakan secara gratis atau fasilitas lainnya. Atau orang-orang yang suka ke perpustakaan meski tak begitu suka membaca. Tak membaca habis satu buku yang dipilihnya. Tak membawa pulang satu buku pun. Juga tak memanfaatkan jaringan internet ataupun fasilitas lainnya. Kalau ku pikir kembali, memangnya aktivitas kamuflase apa lagi yang bisa dikerjakan dengan duduk menyendiri di suatu tempat di luar rumah selain makan, membaca, dan memanfaatkan jaringan internet gratis? Ada juga yang suka bepergian meski ia tak tahu pergi kemana hanya untuk berdiam diri di angkutan umum dan tidak melakukan apa pun. Orang introvert memang begitu, bukan? Ah , itu rahasia. Jangan beri tahu orang lain

Ketakutanku

Aku bukannya menarik diri. Aku bukannya tidak ingin menghubungimu. Aku bukannya tidak ingin menjelaskan. Aku bukannya tidak ingin memperbaiki hubungan. Aku bukannya memutus komunikasi, apalagi silaturahmi. Aku hanya takut menerima kenyataan bahwa aku terkesan terlalu memaksa kamu yang ternyata tidak ingin bertemu denganku lagi. Terserah apakah karena orang lain, atau karena pandangan-pandanganku yang menyakitimu atau menurutmu bisa menyesatkanmu, atau karena sifat-sifat burukku yang kau takutkan akan berdampak buruk padamu. Entah. Kamu lebih paham ilmunya. *** Kamu tetap aku anggap orang terdekat. Banyak cerita yang siap tumpah jika nanti kita benar-benar bertemu kembali. -BAS-

Anak Panah

Beberapa anak panah dilontarkan satu per satu. Bergantian. Tanpa tujuan. Tidak diarahkan ke target mana pun. Hanya dilontarkan tinggi ke langit. Lalu dibiarkan kembali jatuh ke Bumi. Mungkin coba-coba. Mencari anak panah terbaik untuk tujuan yang baik. Lalu seseorang kembali pada anak panah yang baru saja dilontarkannya. Baru saja jatuh terpuruk kembali ke Bumi. Seseorang itu meraihnya. Anak panah takut. Akankah ia diarahkan ke target, atau hanya kembali dilontarkan ke langit luas lalu dibiarkan menghantam Bumi? Siapa yang tak benci ditinggikan untuk kemudian dibiarkan jatuh kembali? -BAS-

Sang Pencari

Wajahmu lebih cerah sekarang. Pembicaraan kita tak seringan dulu. Matamu lebih bersinar sekarang. Membuatmu tertawa tak semudah dulu. Kau bergegas pergi sebelum bulan semakin tinggi. Menyiapkan diri untuk segera terlelap. Agar bisa segera bertemu matahari esoknya. *** Terang kini yang kau cari. Sedang aku masih suka deretan cahaya merah saat aku menyusuri jalan. -BAS-

04 JULI

Entah kenapa tanggal ini selalu menyedihkan. Aku ralat, tidak selalu. Baru dua kali selama tiga tahun terakhir. Jika nanti muncul kali yang ketiga, maka aku akan segera mencap ini sebagai tanggal yang paling menyedihkan. Keduanya membuatku sesak. Keduanya membuat aku tidak sanggup berkata. Membuat suaraku bergetar. Dua tahun lalu, aku kehilangan seseorang yang sangat berharga. Yang setelah bertahun-tahun aku jaga perasaannya, lalu aku merasa terkhianati. Membuatku terpuruk berbulan-bulan. Setelah beberapa lama, sepertinya bagian dalamnya ternyata tak seburuk itu. Di tahun ini, aku kembali kehilangan sesuatu. Sesuatu yang aku panggil keluarga kedua. Dimana aku lebih banyak menghabiskan waktu dalam sehari. Tapi justru karena proses kehilangan tersebut, aku jadi tersadar bahwa di luar sana masih ada orang-orang yang melihat sisi baik dari orang lain. Walaupun sedikit tersembunyi. Meski kini aku kembali harus jauh dari mereka setelah baru saja aku temukan. -BAS-