Posts

Showing posts from March, 2019

Pujangga

Kamu memang lebih suka menuangkan semuanya dalam tulisan, ya? Terakhir kali, kamu memintaku untuk mengirimkan sebuah link pada ibumu. Untuk mengucapkan selamat ulang tahun. Lalu, aku dengan tidak sopannya membacanya terlebih dahulu. Baru kemudian mengirimkannya pada ibumu. Ia terharu. Waktu itu juga. Kamu mengirimkan sebuah link padaku. Saat kamu berpikir bahwa sebaiknya kita berpisah saja setelah sekian lama bersama. Sebuah link yang tersambung pada blog pribadimu yang sebelumnya tidak pernah aku tahu bahwa kamu baru saja membuatnya belakangan. Padahal biasanya aku selalu membaca tulisan-tulisanmu. Semuanya terungkapkan di sana.  Ya, cara unik yang tidak biasa dilakukan laki-laki lain memang. Bukan dengan mengirimkan pesan atau melalui telepon yang sering diremehkan orang. Bukan juga dengan berbicara langsung yang dianggap orang-orang lebih jantan. Dasar, laki-laki perangkai kata. Tapi caramu boleh juga. Walaupun aku akui memang  kurang jantan. Setidaknya aku tahu

Metamorf

Manusia itu unik, ya? Bagaimana ceritanya mereka melupakan orang yang pernah benar-benar mereka cintai? Yang pernah mereka prioritaskan dan saling memprioritaskan. Yang wajah dan tingkah lakunya pernah bisa terbayang di sepanjang hari. Yang kehadirannya pernah selalu diidam-idamkan. Manusia itu unik, ya? Bagaimana kisahnya mereka meninggalkan orang dulunya selalu mereka tunggu-tunggu? Bahkan dulunya selalu dicari-cari. Ya, manusia itu unik. Dalam satu rantai kelanjutan hidupnya, mereka bisa seberubah itu. Bisa seberbeda itu. -BAS-

Malang

Batu, dinginnya masih terbawa. Perjalanan ke Malang mengajarkanku bahwa kalau bukan jodohku, mau bagaimana lagi? Pada kamu, yang bahkan pemandangan matahari terbit yang sangat aku cintai dan rindukan pun bisa teralihkan. Kamu tetap harus pergi bahkan ketika aku sedang tidak sadar. Baru kutahu belakangan bahwa ternyata kamu sudah menghilang. Perjalanan ke Malang memberiku waktu untuk merenung bahwa tidak semuanya harus diungkapkan. Bahwa tidak semua yang disampaikan pun mampu menyelesaikan. Kamu tidak perlu tahu apa yang saat ini sangat mengganjal di hatiku. Nanti kita semakin rumit. Kamu hanya perlu tahu kalau aku sadar bahwa jatuh cinta pada siapa seharusnya tidak bergantung pada intensitas bertemu. Malang mengajarkan juga kalau sesuatu yang diaggap menyenangkan oleh orang lain, belum tentu berlaku juga untuk kita. Ia juga menunjukkan bahwa tidak perlu ikut-ikutan standar orang banyak. Aku tetap harus memikirkan dan mencari tahu terlebih dahulu. Malang juga menunjukkan

Angin-anginan

Ia punya semuanya. Cita-cita yang jelas, keinginan untuk maju, optimisme, kecenderungan terus aktif dan bergerak, cerita-cerita menyenangkan, obrolan dan humor yang bisa aku terima, kemampuan menciptakan suasana, rasa sayang yang tulus, cara mencintai yang unik, kecemburuan yang lucu, dan manis, ... semuanya. Hanya satu yang kurang, satu yang membuat aku bingung dengan semua penyesalannya yang pernah terjadi. Ia bisa menunjukkan semua itu pada semua wanita. Yang selalu membuat aku ragu, apakah aku benar-benar diinginkan, atau ia sekedar sedang ingin? *** Terima kasih karena pernah hadir. Terima kasih juga karena telah membuatku ingin mencari sosok sepertimu, yang semoga tidak hanya sekedar sedang ingin. -BAS-

Kiraku

Aku kira kamu akan marah Aku kira kamu akan mulai tidak peduli di kalimat pertama Aku kira aku akan diprotes keras Aku kira aku tidak punya tempat untuk mengungkapkan atau sekedar bercerita tentang ini Karena aku sudah diwanti-wanti. Ternyata di balik kalimat "berapa kali aku lihat kamu begini?" dukunganmu berhasil menenangkan. Terima kasih banyak dan maaf sudah membuat jaketmu basah. -BAS-

Untuk Siapa?

Kadang kamu mencari-cari alasan Bahkan kadang membuat-buat Kadang sibuk menyiapkan sanggahan Kalau-kalau mereka tanyakan Padahal Nyatanya mereka tidak pernah menanyakan bantahan Tidak menyatakan sesuatu yang bisa disanggah Bahkan tidak terpikirkan kalau ternyata ada alasan Lalu semua yang kamu susun sekian rapinya itu untuk apa? Kalimat-kalimat itu untuk keadaan yang bagaimana? Dan alasan-alasan itu untuk disampaikan kepada siapa? Jawabmu: Untuk aku sendiri. Aku yang baru saja tersadar bahwa kepada diri ini, orang-orang tidak akan sebegitu pedulinya. -BAS-