Posts

Showing posts from April, 2018

SEPINTAS MELINTAS : Bosan

Kamu bosan ya? Mari keluar sebentar. Jangan sampai bosanmu berlarut. Kita hilangkan dan kamu bisa kembali dengan semangat yang baru.  Jangan terlalu lama bosan. Aku pernah beberapa kali disakiti rasa bosan. -BAS-

SEPINTAS MELINTAS : Jangan

Jangan berjanji yang tak bisa ditepati. Pun berharap yang tak bisa diharapkan. Kalau kamu melakukan keduanya, bersiaplah mengecewakan dan dikecewakan. Keduanya. Aku pernah dinasihati untuk yang pertama. Lalu melakukan yang kedua. -BAS-

Di Sini

Awalnya ia sangat senang berada di sini. Sangat nyaman. Ia bisa melakukan apapun yang ia mau. Tidak terlalu dibatasi. Ia bisa berkomunikasi dengan siapapun. Ia bisa bertingkah sebagaimana ia biasanya. Lalu belakangan ia sadar seseorang mendekat. Kadang orang itu menunjukkan perhatiannya. Ia sadar. Tapi ia pura-pura tidak tahu. Agar orang-orang tidak sadar. Agar ia tetap bisa nyaman di sini. Namun, tiba-tiba orang-orang memberitahunya. Sekarang berbeda. Ia selalu merasa ada yang mengawasi. Ada hal-hal yang tak bisa ia lakukan. Ada tingkah laku yang tak bisa ia tunjukkan sembarangan. Ada orang-orang yang tak bisa ia ajak bicara. Karena respon orang-orang sudah berbeda. Ia tak lagi nyaman. Ia ingin segera pergi dari sini. -BAS-

Sekumpulan

Hari masih pagi dan aku baru selesai mengikuti briefing di hari kedua minggu ini setelah kemarin tak masuk kerja dengan alasan sakit (semua mungkin tahu bahwa itu bukan alasan sebenarnya) ketika teman sebelahku mulai bercerita mengenai kekesalannya pada seorang pria. Sesungguhnya ia tak bicara padaku. Aku kebetulan lewat dan ikut mendengarkan, ikut menanggapi, dan ikut kesal pada sosok pria yang ia ceritakan. Tak berapa lama, teman dekatku menghampiri. Ia ingin bercerita. Lalu entah mengapa aku refleks duduk di bawah mejaku disusul oleh dia hingga kini kami berhadapan duduk di bawah meja kantor. Kursi tempatku duduk saat bekerja disingkirkan dahulu tak jauh dari sana. Aku mendengarkan. Setelah selesai, aku menanggapi "sepertinya hari ini adalah hari galau sedunia. Dia galau (aku menunjuk dengan dagu orang yang baru tadi bercerita setelah briefing yang sedang berdiri tak jauh dari kami, entah sedang apa), kamu galau, aku juga lagi galau." Orang pertama yang tadi berceri

Banyak

Aku ingin semuanya bertahap. Karena aku pernah sebanyak itu. Aku pernah sejauh itu. Tapi lalu aku kecewa teramat banyak. Awalnya, aku harap kecewaku tak akan sebanyak itu. Nyatanya sama saja. Sepertinya aku memang harus sebanyak itu. Agar kemungkinan orang lain kecewa yang lalu merambat kepadaku juga lebih sedikit. -BAS-

Masa Setelah

Kau tahu? Kalau mereka berkata kamu jahat, mungkin aku akan terpengaruh untuk berpikir seperti itu. Sama seperti saat aku terpengaruh oleh kamu. Maka yang akan aku ungkapkan pada mereka mungkin hanya fakta bahwa semuanya telah berakhir. Hanya agar mereka berhenti memperlakukan kita seperti sebelumnya. Selanjutnya, tergantung bagaimana reaksi mereka. Atau kau ingin berlindung di balik perlakuan mereka? Agar kamu tak dihakimi karena sesuatu yang di luar kontrolmu.  Hey! Aku serius ingin bertanya seperti ini. Tapi jika jawabannya benar, untuk kesekian kalinya aku harus minta maaf. Kali ini bukan karena aku merasa bersalah. Aku minta maaf karena tak bisa mengabulkannya. Karena sama seperti kamu dulu yang sulit untuk berhenti karena aku masih ada di sekitarmu, ada sesuatu yang perlu diubah agar semuanya benar-benar hilang. Aku tak masalah kamu tetap di sini. Aku justru sangat berharap kamu tetap di sini. Agar kita bisa kembali seperti sebelumnya. Jauh sebelumnya lebih tepatnya. Aku s