Posts

Showing posts from November, 2019

Kan ...

Merasa sepi kala sendirian, tapi tak pada semua bisa berteman. Bukan menjauh dari keramaian, hanya terasa setiap pandang penuh dengan penilaian. Menguliti hingga ketulang, merasuk ke perasaan yang tidak suka dengan gunjingan yang beberapa bisa ia ramalkan. Terlalu merasa kurang ajar untuk bergabung tanpa kontribusi tersumbang. Apalagi ucapan bapak makin seperti sindiran berulang-ulang. Namun, tetap jadi omongan juga kala diri mengasingkan. Di depan memaklumi pendiam, belum tentu sama makian di belakang. Akhirnya masih harus berusaha memilih tidak terpengaruh orang. Terlalu sering kepikiran. Walau kadang juga benar. -BAS-

Pusa

Kalau kamu terlalu tahu aku, kamu akan sadar setega apa sikap perhatianku pada seseorang. Kamu akan paham sesadis apa aku benar-benar peduli pada orang lain. Kamu akan mengerti pikirku yang menganggap bahwa baik pada manusia tidak harus selalu dengan cara yang terlihat baik-baik. Kali ini, aku buntu harus bersikap apa. Orang yang aku sangat pedulikan masa depannya terlalu mudah merasa jatuh. Dengan cara baik-baik pun ia tetap bisa jatuh. Pun kalau ia cukup tahu aku, aku bulat seratus persen yakin kalau hatinya tidak cukup mampu menerima caraku benar-benar peduli. Ia pasti menganggapku jahat. Sebetulnya aku tak apa dianggap jahat. Tapi, ada syaratnya: berdampak baik pada masa depannya yang benar-benar aku pedulikan. Tapi kalau ia benar-benar tidak peduli dan tidak menerima maksudku kan 'dianggap jahat'-nya aku jadi terasa percuma. Malam ini, aku baru menyentilnya sedikit. Lalu, aku merasa sudah menjadi manusia paling jahat sejagat raya. Aku tidak mau minta maaf. Dem

Sentris

Banyak hal yang sangat ingin diceritakan. Tentang tulisan-tulisan yang semuanya belum selesai; tentang pusat yang mengotak-atik pekerjaanku sesuka mereka; tentang ibu-ibu yang menelepon dengan protes bernada tinggi meski aku yang benar, yang untungnya tidak ada yang mengajakku bicara setelahnya; tentang sisi kiri yang mulai berulah, yang penyebabnya tak merasa ia ada andil, justru menyalahkan yang lain; tentang tawaran menggiurkan lain namun penuh keraguan; tentang pencarian kesempatan lain; tentang harapan yang diberikan namun belum ada titik terang; tentang masa lalu; tentang rasa tidak percaya diri yang sedang sangat tinggi; tentang omongan orang-orang dekat yang terasa meremehkan, hanya ingin citranya bagus di luar sana; tentang keinginan, yang tidak pernah dipedulikan. Tapi kalau justru membuatmu merasa rendah, tak apa kusimpan sendiri. Kalau mencari waktu untuk menceritakannya justru bisa menghasilkan cerita baru, lebih baik tak kucari waktu lagi. Kuhargai kamu memang se
Banyak yang maunya diceritakan. Takut tidak ditanggapi. ... Ceritamu lebih menarik.