Posts

Showing posts from December, 2017

Diawasi Pemburu

Langit tak secerah sebelumnya, malam kemarin. Hanya ada cahaya bulan menyunggingkan senyum. Bintang-bintang tak terlihat. Si pemburu tak hadir. Sama seperti yang lain, disembunyikan awan. Sang pemburu tak terlihat. Terasa lebih jauh dari sebelumnya. Tapi seperti mengawasi. Memastikan aku tidak apa-apa. Memastikan aku baik-baik saja. Manis. Kamu juga tidak apa-apa, kan? Tidak apa-apa aku cintai? -BAS-

Orion

Beberapa hari ini langit malam lebih bersih dari gangguan awan. Gantinya, ia "dikotori" oleh bintang-bintang berserakan. Terlihat tak beraturan. Tapi ada deretan bintang-bintang terang yang selalu aku cari. Selalu menarik perhatian. Dia orion. Si pemburu. Sabuknya paling mudah dikenali. Alnitak, Alnilam, Mintaka kompak berkelip di langit malam. Langsung menyapa saat aku berjalan ke arah timur. Malam ini aku tak segera menemukannya. Kepalaku sudah berputar ke segala arah. Tapi cahaya-cahaya ini seolah hanya berserakan tak beraturan begitu saja. Jumlahnya juga lebih sedikit. Lampu jalan ini mengganggu, pikirku yang sangat kesulitan untuk menemukan cahaya-cahaya yang lebih redup yang dapat menyambungkan sedikit bintang-bintang terang yang terlihat. Lalu aku pergi ke tempat gelap. Cukup gelap hingga orang-orang yang aku bawa untuk melewati tempat ini pertama kali akan mengeluh takut karena tak ada pencahayaan. Sambil terus berjalan, kepalaku berputar ke segala arah.

Analogi

Terlihat sederhana. Hanya kejadian di kehidupan sehari-hari. Mungkin terlihat seperti si penulis terlalu tertarik untuk sesuatu yang padahal sangat sederhana. Sesederhana boneka koala di atas tempat tidur perempuan yang seolah memang tak punya arti apa-apa. Bahkan bukan hadiah spesial dari orang spesial. Hanya teman tidur. Namun bila diperhatikan lebih jauh, ada sesuatu yang tersimpan di balik setiap tulisan. Ada hal-hal istimewa yang bahkan tak kita duga yang disimpan dalam berbagai perumpamaan. Kadang sulit ditangkap. Kadang bisa sangat mudah ditebak. Kadang terasa sangat terkoneksi dengan kehidupan kita. Tapi tunggu, yang kita tangkap bisa berbeda dengan maksud si penulis. *** Analogi. Silahkan hubungkan dengan kehidupan anda sendiri. Dengan apa yang terjadi pada anda sendiri. Dengan pikiran anda sendiri. Anda bebas. Tapi penulis punya artinya sendiri untuk dirinya sendiri. Kadang artinya sangat khusus. Tapi kadang memang dibuat dengan banyak arti tersembunyi. -BA

Cerita Kereta

Seperti para pengguna KRL dari Bogor, awalnya mereka merasa aman karena hanya ada satu stasiun tujuan akhir, Stasiun Bogor. Sampai pada akhirnya ada jalur baru yang dibuka, mereka harus lebih waspada agar tak salah kereta. Mereka yang tingkat kewaspadaannya sedang kurang akhirnya harus menempuh perjalanan lebih lama karena terbawa ke jalur lain. Nyatanya setelah bertahun-tahun, hampir setiap hari, ada saja percakapan seperti ini: x : mbak, ini kereta ke Nambo ya? y: iya, pak. x: oh bukan ke Bogor, ya? Aduh salah kereta saya. Ada saja meskipun masinis sudah memperingatkan. Sialnya, hanya ada satu jalur yang aktif ke Stasiun Nambo. Jadi aku hanya bisa memberi saran untuk ikut sampai stasiun akhir sampai si kereta kembali lagi, kemudian pindah kereta di stasiun transit. Ya, buang waktu. *** Omong-omong tentang kereta, walau deskripsi di atas hanya analogi, bisakah aku menyelipkan sebuah pesan lain? Teruntuk pria-pria muda di dalam KRL, kami mengerti seberapa lelahnya anda

Terima Kasih

AKU MENYERAH Terima kasih sudah mengajarkan kemauan untuk berjuang, walau tetap sambil sembunyi-sembunyi -BAS-

Aku Suka

Nyatanya kita tak akan pernah benar-benar melupakan sesuatu yang pernah kita sukai kan? Aku menyukai kebiasaanku sekarang. Aku yang tak terbiasa diam lama di rumah. Aku menyukai pekerjaanku sekarang. Pekerjaan yang membuat aku bisa berbicara dengan banyak orang. Dengan beragam tipe orang. Aku suka komunikasi. Tapi kadang aku tetap suka menghabiskan waktu di rumah. Berdiam diri saja. Tak melakukan apa-apa. Suatu hari aku mendengar orang berbincang di kereta. Membicarakan analisa kebumian. Aku tertarik. Sangat tertarik. Ya, aku dulu sangat mencintai analisa. Sampai sekarang aku masih sangat mencintai kebumian. Aku pernah menghabiskan banyak waktuku untuk diam saja di depan komputer dengan deretan angka menganalisa fenomena. Ya, kalaupun tak secinta dulu, aku tetap suka. Kau juga mungkin akan begitu. Tergantung pilihan saja nantinya. -BAS-

Tawaran

Kapal, Pak? Homestay-nya, Pak? Sadarkah bahwa ada orang-orang yang baru berpikir untuk memutuskan sesuatu setelah mendapat penawaran? Setelah pasti ada yang mengharapkan. Mereka bukan tipe pencari. Hanya memilih dan memutuskan. Tapi kadang keputusannya lambat. Padahal si penawar butuh keputusan yang cepat. Mereka harus segera mencari calon konsumen lain. Kalau bisa yang juga benar-benar mencari dan mengharapkan jasa mereka. Supaya lebih cepat deal dan tak usah repot menjelaskan panjang-lebar. -BAS-

SEPINTAS MELINTAS : Tenang

Katanya sebuah pelukan bisa menenangkan. Sesungguhnya yang benar-benar ia butuhkan saat ini hanya perasaan tenang. -BAS-

Roller Coaster

Ketika tubuhmu dihempaskan ke arah manapun dengan kecepatan sangat tinggi, kamu sangat ingin teriak dan bisa dengan mudah otomatis berteriak. Namun, ada saat-saat tertentu dimana tiba-tiba suaramu bahkan tak bisa keluar. Tak bisa dikeluarkan, meski kamu sangat ingin dan berusaha teriak, karena tekanan yang terlalu tinggi. -BAS-

Memburu Sisa Geminid

Puncak Geminid hadir pertengahan minggu ini. Aku tak melakukan apa pun. Waktunya tak tepat. Bahkan aku menolaknya hadir di antara kedua penglihatanku karena berpikir ada sesuatu yang juga sedang aku tunggu. Walaupun akhirnya kini aku baru sadar bahwa sebenarnya aku sangat menginginkannya. Bagaimana jika aku menjemput sisa-sisa Geminid akhir pekan ini? Walaupun peluang aku mendapatkannya sangatlah kecil. Aku bahkan tak yakin akan sesuai dengan harapanku. Benarkah masih ada sisa-sisanya? Masih bisakah aku mendapatkan sedikit saja penampakannya yang baru ku sadari akan sangat menakjubkan? Jika ya, bagi aku yang terlambat tersadar ini pasti akan terasa sangat luar biasa. Mengharukan. Tapi bagi Geminid, itu hanya sisa-sisa. Ia sudah mencurahkan lebih banyak, sangat banyak dibanding hujan meteor lain, di saat-saat sebelumnya. Aku terlambat. Memang butuh waktu bagi kita untuk memutuskan sesuatu. Namun semesta tak akan memberikan waktu cukup lama. Kalau terlambat, bisa jadi kau akan k

Analisa

Silahkan menganalisa. Pada dasarnya, manusia suka menganalisa. Mereka selalu penasaran dengan hal yang membuat mereka tertarik. Awalnya dari lingkungan sekitar mereka. Kemudian tanah yang mereka pijak. Dari tanah kemudian ke laut. Lalu ke kerak bumi. Berlanjut ke mantel bumi. Sampai ke intinya bumi. Kemudian kembali ke atas, ke udara. Ke atmosfer. Dari troposfer, stratosfer, mesosfer, ionosfer, sampai ke luar angkasa. Tata surya, bimasakti, hingga galaksi-galaksi lainnya sampai bagian terdalamnya. Luar angkasa belum diketahui ujungnya. Karena itu, lebih banyak manusia yang menganalisa luar angkasa. Silahkan menganalisa. Pada dasarnya, manusia suka menganalisa. Kalau kamu serius mau menganalisa, bilang padaku. Nanti kubantu. ... Emm, aku tak yakin. Apa lebih baik aku biarkan saja? Kalau terlalu mudah, nanti kamu bosan. Tapi kalau terlalu sulit, nanti kamu menyerah. Banyak ilmuwan yang akhirnya stuck dan tidak mengeksplor lebih jauh wilayah kajiannya kan? -BAS-

Orang Ini

Orang ini terus menunduk beberapa hari ini. Matanya sendu. Senyumnya terlihat damai, tapi terasa tidak. Biasanya, tiap pagi dia bersama denganku bermain bersama kucing-kucing kantor. Kini setiap pagi kutemukan dirinya tertelungkup di mejanya sendiri ditutupi jaket besarnya yang selalu ia bawa. Nasi yang aku belikan untuk makan siang tak pernah habis. Nafsu makannya menghilang walaupun jam 10 pagi ia sudah mengeluh lapar. Produktivitas kerjanya melambat. Kadang terpaksa harus pulang telat. Beberapa hari ini dia lebih banyak menulis. Karena dia, aku juga terbawa sering menulis. Berkali-kali aku memergokinya sedang menulis sesuatu. Selalu panjang. Sepertinya banyak kata-kata yang muncul dalam pikirannya. Ia selalu dengan segera menutupi tulisannya saat sadar aku di belakangnya. Ah, aku tak sempat mencuri baca. Sedang tak pakai kacamata. Tak terlihat. Malam ini aku menemaninya berjalan. Kami memang tak suka membuka payung. Lagipula hanya gerimis, meski butirannya agak besar. N

Kota Pagi Ini

Hampir semuanya terlambat, pagi ini. Matahari terlambat muncul. Tertutupi awan. Ayam-ayam terlambat berkokok. Tapi adzan subuh masih jadi alarm terbaik. Selalu bisa diandalkan. Ada saja yang terlambat pagi ini. Kemeja warna biru belum disetrika. Masih menumpuk bersama baju-baju lain yang baru kering setelah dijemur semalaman karena tak sempat bertemu matahari kemarin. Keberangkatan dari rumah pun terlambat. Untungnya sampai stasiun tetap tepat waktu. Motor tua ayah selalu bisa diandalkan. Kereta pagi ini juga terlambat. Hampir 15 menit. Perjalanan juga terhambat. Sampai di kantor lebih lambat 30 menit dari biasanya. Jalanan menuju kantor juga belum seramai biasanya. Apakah semua orang terlambat? Aku juga terlambat. Terlambat menyadari bahwa kondisi kota sudah berubah. Suasana kota macam apa ini? Sudah lama suasana kota tak seperti ini. Dulu ada satu orang yang sangat berpengaruh di kota. Dia bukan pemimpin di kota ini. Tapi sangat dipandang. Suasana kota selalu ber

Gangguan Penglihatan dan Penampakan

Akankah orang dengan gangguan penglihatan, misalnya rabun jauh dan sedang tidak menggunakan kacamata minusnya, bisa melihat penampakan makhluk halus? Mari bayangkan, kalaupun memang ada makhluk halus sedang menampakkan diri di depannya, kemungkinan besar ia tidak bisa melihatnya. Benda nyata yang jelas pun akan terlihat buram, bagaimana dengan makhluk halus yang samar-samar bahkan kadang hanya sekilas. *** Sekelompok orang selalu berbicara jelek tentang kelompok lainnya. Aku memilih untuk tidak menetap di salah satu antara mereka. Tidak ikut membicarakan apapun tentang mereka. Berusaha menghindar jika kegiatan yang sudah seperti rutinitas itu dimulai dan memulai pembicaraan baru bersama kelompok lain atau menutup wajahku dengan jaket untuk kemudian tertidur. Suatu hari aku bersama salah satu kelompok. Satu orang sedang tidak bersama mereka. Tiba-tiba pembicaraan mengarah pada kejelekan orang tersebut. Padahal yang kutahu dia sangat baik. Kebaikan orang yang nyata dan j

Kemeja Kotak-Kotak

Kemeja kotak-kotak Si penjaga, tapi tak mencolok menjaga. Memanjakan, tapi tak berlebihan. Kemeja kotak-kotak Selalu menjadi andalan. Selalu mudah diraih kapan aku butuhkan. Kemeja kotak-kotak Si sederhana, tapi tersembunyi pesona. Bahkan bantu pancarkan pesona si empunya. Sialnya, sudah banyak yang tau pesonanya. Sudah banyak yang menyukainya. Sudah banyak yang ingin meraihnya. Kemeja kotak-kotak Bisakah kini hanya aku saja yang punya? -BAS-

Lagi-lagi

Tentang persahabatan yang sedang diuji Tentang kepercayaan orang tua yang perlahan menghilang (Atau rasa khawatir yang terlalu berlebihan, aku juga tak bisa membedakan) Tentang orang-orang baru yang datang dan pergi (Mereka yang memang diinginkan tapi tak bisa sepenuhnya diharapkan) Tentang harapan akan cinta yang tak tahu langkah pastinya Ya, semuanya terasa menghalangi jalan darah ke otak. Membuat beberapa jaringan syaraf kompak berulah tak mau menurut pada sang kepala. Ah bukan, mereka masih mau menurut, tapi dengan sangat terpaksa. Kau tau kan hasil dari pekerjaan yang dikerjakan dengan tingkat keterpaksaan yang tinggi? Kecepatan untuk merasa lelahnya juga meningkat drastis, sementara respon dan progress melambat. Memang tak semua dari mereka memberontak. Masih ada yang setia pada logika. Pada pikiran “apa yang harus dilakukan”, bukan “apa yang ingin dilakukan”. Hanya sebagian yang berulah. Mungkin setengahnya. Tapi setengah dari karyawan yang mogok kerja bisa dibaya