Posts

Showing posts from 2022

Baru

Kapan terakhir kali berbohong? Beberapa jam yang lalu. Beberapa kali di hari ini. Waktu ada yang bertanya "apa kabar?" Malam ini aku gamau berbohong lagi. Jadi sewaktu tau ada anonim yang bertanya "apa kabar?", aku pikir bahwa lebih baik untuk ga merespon. Dan demi kebaikan, mungkin kalau lebih baik kalau ga kurespon semuanya satu per satu. Walau ada banyak terima kasih yang ingin aku sampaikan. -BAS-

Apa kabar hari ini?

Tulisan ini dibuat karena pertanyaan tiba-tiba si aa di sela-sela obrolan kesana-kemari kemarin malam di saat ngopi setelah ngeband. Aku suka ditanyai kabar. Ditanya bagaimana hari ini. Ditanya bagaimana perasaannya. Sebelumnya, si abang juga sempat ajak aku ngopi malam ini. Tapi aku sudah terlanjur janji sama si aa dan si kaka. Aku bukan orang yang selalu bisa cerita tanpa ditanya. Aku ga yakin semua orang mau tau. Ketika ditanya oleh orang yang sebenarnya mau aku sampaikan 1-2 cerita tentang kabarku, kadang aku terharu. Gimana sepanjang hari ini, guys? Si kaka diam. Jadi, aku saja yang mulai. Memecah kesunyian tiba-tiba setelah kami banyak tertawa. Aku bilang pagi ini aku galau. Pagi ini aku dapat kepastian yang sebetulnya sangat ga mengenakkan. Mendukung pikiran selama ini bahwa aku bukanlah siapa-siapa. Bahwa kadang seseorang melakukan sesuatu hanya untuk berterima kasih karena perlakuan baik kita. Walau perlakuan yang menurut kita wajar, tapi begitu berharga untuk mereka. Dan mere

Kamis Habis

Hai untuk pertemuan ketiga. Setelah raganya dipisahkan oleh berbagai macam kesibukan. Aku sampai lupa kalau kamu semenyenangkan itu. Aku sempat takut kalau sama kamu, aku ga bisa jadi aku. Tapi aku sudah lega karena kembali diingatkan. Ternyata banyak hal positif dari kamu yang aku lupa. Terdengar jahat ya? Ya, kamu sepositif itu. Bahwa selain keluhmu di setiap waktu, kamu masih sadar bahwa posisimu masih lebih baik. Bahwa kamu tau cara menyenangkan orang lain, cara menghargai mereka, cara menjadi teman bagi mereka. Bahwa selain mencari cara teringkas, kamu tau betul caranya berusaha. Kita belum pernah bicara serius, ya? Ingatkan aku, nanti kita bicara serius, ya. Biar bagaimanapun, kuakui keyakinanku masih pudar. Aku perlu tau seberapa besar keinginan kamu untuk tau aku. Aku juga masih belum tau kamu. Aku belum tau sejauh apa aku bisa percaya. Aku sulit percaya dan yakin. Bukan salah kamu. Ga perlu salahkan juga masa lalu. Aku cuma ga yakin sama diri aku sendiri. Ga yakin kalau aku ya

Dobrak

Aku lagi banyak banget bikin benteng. Tinggi-tinggi. Di lain sisi, aku baru sadar kalau benteng-benteng itu sedang jauh lebih lemah dari benteng-benteng sebelumnya. Jadi, aku minta tolong supaya kamu ga coba-coba dobrak kalau kamu ga begitu yakin untuk masuk. Nanti aku kesal sama diriku sendiri. -BAS-

Reaksi

Ga ada yang lain selain harapan, kan, yang bikin kamu ngerasa masih 50:50? Padahal kamu tinggal tetap melanjutkan hidup kalau yang kamu terima bukan "ya". Apapun selain "ya", kamu ga perlu ngerasa punya kewajiban buat nunggu kalaupun masih abu. Dunia kamu ga perlu berhenti. -BAS-

Daya

Baru beberapa minggu yang lalu ngobrol sama senior di kantor. Sampai di pertanyaan "emang ga bosen, mba, sendirian di Bandung ga ada pacar?" Katanya. Aku cuma jawab, "tenang, mba, aku ada temen, kok." Dulu juga sempat ada yang bilang "bosen, sih, kayanya kalo di sini ga ada pasangan." Maaf bohong, mba. Aku ga setenang itu. Baru-baru ini baru benar-benar terasa setelah orang-orang yang aku kenal di sini pada akhirnya menjauh padahal aku sudah sangat selektif. Bahkan ketika aku mulai membuka diri pun tetap tak ada orang yang aku harapkan. Karma kah karena sebelumnya aku sempat memilih menjauh dari yang lain? Kadang kita ngerasa udah ngelakuin sesuatu buat orang lain demi kepentingan bersama, tapi ternyata orang itu ga ngelakuin hal yang sama kaya yang kita lakuin. Kaya yang kita harapkan. Padahal aku pernah bahas ini sama orang yang pergi. Kita sama-sama pernah dikhianati. Pernah berjuang sebegitunya buat mempertahankan sesuatu yang padahal pihak lain ga mau

Proklamasi

Akhirnya pagi ini bisa sibuk buat diri aku sendiri. Bangunnya agak kesiangan sih, tapi masih bisa ngerasain rebahan dulu sampe rada siang. Cuci muka (ga langsung mandi, sih), solat dhuha (yang ga sambil deg-degan berasa dikejar-kejar yakan), nyuci piring, masak nasi, manasin lauk, bikin teh manis (berasa udah lama banget ga bikin teh manis anget pagi-pagi), beresin meja, sarapan dengan damai, nulis ini, angkut-angkut barbel (ini baru mau nanti setelah beres nulis, sih) Lucu banget pagi ini. Serius sarapan sambil sibuk dengerin dialog di pikiran sendiri. Banyak banget yang diobrolin, ternyata. Baru sadar di suapan terakhir. Nyalain lagu juga ga didenger. Ga tau dari tadi udah keputer lagu apa aja. Ayo masuk ke kehidupan aku kalau kamu mau tau sedikit arti dari perjuangan. Ga seberjuang orang lain, memang. Masih banyak yang perjuangannya jauh lebih terasa. Minimal kamu paham sedikit. Kalau kamu mau cari yang bisa saling, semoga kamu bisa lihat aku. Kamu ga mau berjuang sendirian, kan? Da

Tapi

Bisa ga sih kita selesaikan pembicaraan kita dulu sampai di satu kesimpulan, baru kamu menghilang? Aku emang bisa apa-apa sendiri, tapi aku lebih seneng kalo ada kamu. Waktu aku emang ga melimpah, tapi entah kenapa awalnya kaya gapapa kalo buat berharap ke kamu. Lalu, kesal sendiri kalau ternyata ga sesuai harapan. Dasar suka bikin "penyakit" sendiri, emang. Tapi aku bakal seneng kalo kamu justru ga jadiin itu "penyakit". Tapinya lagi, aku gatau apakah kamu peduli soal senengnya aku. -BAS-

Kosong

Seneng banget liat anak baik hari ini. Walau aku gatau kenapa aku bisa senangis itu. Terharu kah? Atau emang lagi pengen nangis aja? Yang pasti terima kasih sudah memberi ruang. Aku lebih lega, sekarang. -BAS-

Waskita

Suka dibikin kaget kalo liat tag GTC kamu tuh. Suka bingung juga aku harus gimana. Seengganya aku belum ngerasa dirugikan sama sekali. Btw, mau tau postingan favorit aku ga? Ada dua. Seneng aja liatnya. Suka bikin senyum di setiap ragu dan di sela nunggu GSheet yang loading karena terlalu berat. Hehe.  Jadi, sebenernya kamu monster yang sebenar-benarnya monster atau bukan? Kamu harus ada di dalam pikiran aku ga waktu aku berpikir nantinya akan pindah dari sini? Tapi sekarang aku udah ga perlu nunggu lagi, kan? Senyumku seharusnya semakin jelas seiring semakin jelasnya raguku dijawab Tuhan. Aku ga tau sepuas apa tawamu sekarang, selebar apa bibirmu berkembang. Aku ucap selamat. -BAS-

Awan Kecil

Tiba-tiba saja teringat Cirrostratus. Tiba-tiba ingin menganalogikan aku dengan si Cirrostratus. Tipis, hampir tidak terlihat, ditambah lagi ada di lapisan yang ga selalu bisa terjangkau mata.  Dan aku ga tau apakah langitmu cukup cerah agar aku bisa terlihat. *** nb. Petunjuknya ada di judul -BAS-

Suara-Suara

Malam ini, punggung tak bisa lagi tegak. Kepala sulit mendongak. Padahal seminggu kemarin sedang sangat percaya diri soal postur. Di perjalanan menjelang tengah malam menuju rumah, segala kemungkinan terburuk muncul di kepala. Hingga aku takut. Lalu tak henti menyebut nama-Nya di dalam hati. Berusaha sekuat mungkin untuk tetap positif. Malam ini, tiba-tiba sangat tidak ingin menunjukkan apapun. Padahal bahannya lumayan banyak. Padahal beberapa jam lalu sudah disusun rencananya. Aku sedang sejatuh-jatuhnya, selemah-lemahnya. -BAS-

Tumbang

Mulai benar-benar minder dengan pertemanan ini. Mencoba memberi kabar bahwa aku sedang tidak baik-baik saja. Setidaknya ada yang tau jika suatu saat terjadi apa-apa. Tapi cerita mereka terlihat jauh lebih seru untuk yang lainnya. -BAS-

Mundur

Jujur mulai minder dengan pertemanan ini. Bukan sebagai siapa-siapa di pekerjaan. Ga bisa cerita apa-apa ke mereka. Ga ada yang bisa diceritain, apa lagi dibanggakan. Terlalu malas untuk ambil bagian lebih jauh di organisasi dan volunteering . Masih sangat ragu untuk lanjutin kuliah, apa lagi di luar. Belum punya cukup biaya. Masih banyak yang harus ditanggung. Ga pede untuk ngobrol in english . Bahkan monster baik hati menghilang dengan alasan tes BUMN dan nyiapin S2. Sedang aku berteman hanya untuk haha-hihi, berlindung dari pikiran mumet seorang pekerja ga tau waktu. Belum kepikiran menikah tapi ga mau kesepian. Cuma sedang berharap bisa bertahan dan berkembang di sini, sementara beberapa start up di luar sana sedang tidak baik-baik saja.  Aku ga ada apa-apanya kan? -BAS-

Sela

Tiga hari penuh tanpa kerja, Bertemu orang-orang yang menikmati jeda. Malam di ujung liburan, Indah di kejauhan, Ribuan bintang di daratan, Intan-intan di permukaan, Ragam rupa di jalanan dan perhentian, Tanggung jawab yang seolah dibebankan, Permintaan yang teralihkan, Penantian dan berkali rencana yang diabaikan. Semuanya membawa pikirku pada satu hal. Jika yang menemani sehidup semati adalah cerminan diri, dan jika aku sudah sangat berusaha untuk menjadi Aku yang benar-benar aku inginkan, akankah ada kesempatan untuk mendapatkan seseorang yang memang benar-benar aku inginkan? *** Aku masih berharap jika monster baik hati benar-benar baik hati. Padaku. -BAS-

Eta Akuarid

Aku muncul di media sosial sebagai tanda kepada dunia bahwa aku baik-baik saja; bahwa hidupku masih berjalan normal. Kamu tidak perlu khawatir jika suatu hari aku muncul dengan lagu yang terdengar galau. Itu masih jauh lebih baik. Di malam menuju pergantian tahun, akhirnya aku bertemu rambut putih pertama -- yang tak sengaja tercabut saat aku menarik-narik rambut karena kepala sebelah kanan terasa mau pecah beberapa minggu ini.  Terima kasih sudah menjadi mata-mata bagi kehidupanku. Aku terharu. Setidaknya ada yang tahu sedikit keadaannya. Terkadang aku kesal pada diriku sendiri -- saat aku merasa terlalu banyak berbagi pada orang yang akhirnya aku anggap bukan yang seharusnya. *** Sulit sekali mencari daftar putar yang pas untuk malam ini. Aku mau melihat Eta Akuarid. Hanya mau. Ia selalu aku tunggu-tunggu. Hanya ditunggu tapi tidak dicari. -BAS-

Lesap

Sudah ke berapa kali aku bilang kalau aku sibuk? Maaf, bukan maksudnya mau menghindar. Hanya saja, sedang merasa sulit untuk ramah. Hanya sedang merasa bahwa kehidupan orang-orang masih akan tetap berjalan walau aku tak hadir; keseruan dan permainan akan lebih mengalir; kebebasan tidak dibatasi; waktu bisa tetap bebas bergulir. Merasa hanya perlu melakukan sesuatu yang aku anggap seharusnya aku lakukan. Memang tidak ada yang harus dipaksakan bukan? Semoga tak salah paham. -BAS-

Rumah

Mungkin aku akan segera kembali beberapa hari lagi. Setelah beberapa minggu yang sangat menguras setiap mili tenaga dan pikiran yang aku punya -- yang masih berlanjut mungkin sampai beberapa minggu ke depan.  Hari ini pun sama seperti sebelumnya, bingung memilih menu berbuka sekaligus sahur bahkan sejak siang hari. Jadi aku bisa langsung order beberapa menit sebelum jam 4 -- sebelum aku kehabisan bapak kurir seperti waktu itu, yang membuatku akhirnya baru bisa makan jam 9 malam. Malam ini aku berhasil makan takoyaki, yang sudah aku ingin sejak beberapa hari. Setelah itu, memilih diam tanpa mengerjakan apa pun, menunggu si monster baik hati muncul memberi kabar. Dia yang memintaku untuk tinggal lebih lama. Supaya kita bisa saling menemani sebagai sesama orang asing di kota ini. Lalu tiba-tiba saja menghilang. Aku harap ia baik-baik saja. Seharusnya ia banyak diidolakan. Jadi aku tak perlu khawatir dia kesepian. *** Lalu air mata bisa tiba-tiba jatuh saat tiba-tiba seseorang menanyakan a

26 Maret di LA

Terlihat telat jauh beberapa hari mungkin ya? Tak apa, ucapan selamat dariku memang selalu aku sampaikan bahkan sejak sebelum 26 Maret lalu walau tidak berhasil kamu dengar. Terharu melihatmu akhirnya begitu serasi bersanding dengan sosok yang benar-benar malaikat. Melihatmu akhirnya dengan sangat tegas mengambil tanggung jawab untuk menjaganya. Melihat bahwa akhirnya ada sosok yang bisa kamu terima untuk mengiringi setiap langkahmu. Kami tahu bahwa ada hal-hal, yang secara tidak sadar, mungkin tak akan sama lagi. Jujur, aku kehilangan. Bahkan sejak sebelum 26 Maret lalu. Tapi aku benar-benar ikut berbahagia. Bagaimanapun, kami akan selalu mendoakan kebahagiaanmu, teman. Doakan kami juga, ya. Dan kapan pun kamu butuh, jangan pernah ragu untuk datang. Salam. -BAS-

Paldu

Maaf kalau aku ternyata banyak bohong sama kamu. Maaf, tapi jujur, ga cuma kamu yang sering aku bohongi. Diriku sendiri pun ga jauh lebih banyak aku bohongi daripada kamu.  Kamu pikir, aku secuek apa? Aku seolah bisa pakai baju apa pun yang aku mau. Terlihat cuek, ga memperhatikan penampilan. Padahal, penampilan itulah yang sudah aku persiapkan dari minimal satu hari sebelumnya, jika aku sudah punya janji. Aku juga sangat bisa kesal ketika ada yang tiba-tiba mengajak bertemu di luar atau tiba-tiba ada urusan yang menurutku penting. Bukan hanya karena aku butuh waktu karena perjalanan yang jauh. Ya, itu termasuk juga, sih. Tapi waktu untuk perjalanan itu juga semakin menegaskan bahwa aku ga bisa punya banyak waktu untuk lebih mempersiapkan diri. Kamu pikir, aku se-percaya-diri apa? Aku bisa ga jadi masuk ke suatu tempat – padahal aku sudah di depan pintu – hanya karena aku mendadak ga percaya diri. Hanya karena aku melihat cermin di wastafel dekat pintu masuk, atau hanya karena orang ya

Pemilik Gitar Tua

Seneng banget! Seneng aja karena ternyata aku pernah ngelakuin sesuatu yang ternyata berarti untuk orang lain. Dan ternyata orang itu inget. Padahal aku bener-bener lupa. Dan bener-bener baru inget waktu orang itu memperkenalkan aku ke orang lain. Padahal waktu itu aku cuma berpikir ngelakuin sesuatu yang mau dan  bisa aku lakuin. Terima kasih karena sudah memperpanjang energiku hari ini. Aku usahakan agar kebaikanmu berantai. -BAS-

Gagap

Bagaimana bisa aku seperti lupa hal-hal kecil yang selalu aku lakukan?  Entah bagaimana aku bisa bingung saat mengancingkan baju dan celana, bagaimana memasukkan tangan kiri saat memakai kemeja bahkan tas ransel, kesulitan saat memasang peniti di kerudung, cara mengikat tali sepatu, memasang penyambung tali masker dan mengencangkannya, membuka tutup botol flip, kesulitan saat mengetik, bahkan aku lupa bagaimana posisi tidur ternyamanku. Aku tidak tahu apakah hanya perasaanku saja atau memang benar-benar terjadi. Mungkin saja tanda tertentu. Tanda kalau pikiranku sedang lelah mungkin? Tapi memikirkan cara bagaimana melakukan hal-hal sesederhana itu justru makin menambah beban pikiran bukan? Biasanya aku lancar melakukannya tanpa berpikir.  Jadi karena apa? Aku harus apa? Aku ingin seperti biasanya. *** Kalau boleh meminta, ada satu hal rutin dan sederhana lagi yang aku juga tidak ingin sampai lupa. Mendoakan kebaikan untukmu. -BAS-