Posts

Showing posts from March, 2018

Ingin Ikut Hujan

Aku sedang ingin ikut hujan. Aku saja yang jemput. Jangan ia yang datang. Biarkan orang-orang dengan langit yang cerah. Aku sedang ingin ikut hujan. Sedang gerah. Suhu udaranya sepertinya berubah. Ia memang sangat berpengaruh, biasanya.  Aku sedang ingin ikut hujan. Satu cone ice cream juga sepertinya menyenangkan. -BAS-

Mengeluh pada Hujan

Hujan, izinkan aku mengeluh. Aku ingin marah. Tapi dia lebih marah. Aku ingin menjadi cuek. Tapi dia jadi lebih cuek. Aku ingin ketus. Lalu dia lebih ketus. Aku sedih. Lalu bertambah sedih. Sekarang takut. Hanya itu yang tersisa. Lalu aku ingin meniru kamu, malam ini. Boleh? -BAS-

Malam yang Dingin

Malam sangat dingin. Sepertinya bintang-bintang mencoba berkomunikasi denganku. Cara mereka menyampaikan bahwa mereka sedang menungguku di luar untuk sekedar bertegur sapa. Mengajakku untuk segera keluar rumah. Sudah lama tak bertemu. Tapi yang terjadi, malam yang dingin justru membuatku malas. Segera membereskan kamar, menyapa salah satu dari mereka hanya dari balik jendela, berlindung di balik selimut, lalu segera tertidur meski belum ingin. Esok pagi buta aku baru keluar rumah. Mereka masih di sana. Di luar rumah. Akhirnya aku menyapa mereka. Kasihan. Aku tahu rasanya. Aku jadi sangat merasa bersalah. Maafkan karena harus menunggu. -BAS-

SEPINTAS MELINTAS : Tapi Aku Senang

Langit malam kemarin sepertinya lebih gelap dari biasanya. Tapi aku senang. Karenanya, aku bisa melihat bintang. Sore hari ini rasanya cukup menyebalkan dibanding biasanya. Tapi aku senang. Di ujung hari, dirimu muncul tiba-tiba. -BAS-

Terima Kasih, Kamu

Hai, kamu. Apa kabar? Seseorang baru saja membaca beberapa tulisanku tentang kamu. Ah, bukan. Tentang masa-masa awal kehidupanku tanpa kamu. Katanya, terasa sangat sedih. Aku jadi ingat masa itu. Mungkin memang sangat sedih untuk saat itu. Tapi yang kurasakan saat ini adalah perasaan sangat berterimakasih padamu. Biar bagaimana pun, perjalanan yang sangat panjang tidak mungkin tidak meninggalkan jejak kaki sama sekali. Berkat kamu, aku terbiasa untuk menahan rindu untuk waktu yang lama. Tak merengek untuk langsung bertemu kala rindu datang. Meski aku tau, orang baru itu tak pernah membiarkan aku terlalu lama menahan rindu. Dan meski yang aku rasakan selalu rindu setiap hari. Selalu dilanda rindu meski di awal pagi saat semalam baru bertemu. Berkat kamu, aku bisa melakukan semuanya sendiri. Aku bisa pergi kemanapun seorang diri. Tanpa harus bergantung pada orang lain. Tanpa perlu selalu minta ditemani. Meski aku tau, orang baru itu tak akan membiarkan aku pergi sendiri. Meski a