Posts

Showing posts from November, 2016

Halaman Khusus

Bolehkah halaman ini menjadi salah satu media untuk menyembunyikan rasa? Menjadi ruang-ruang bagi setiap kalimat yang sangat tak suka untuk kuucap. Menempatkan rahasia agar udara sekalipun tak tau betapa lemahnya hati ini. Jika orang-orang melihatku lain dari sebelumnya, ketahuilah, dia memiliki peran dibalik itu semua. Alasan dibalik setiap pemikiran baru adalah dia. Sebab setiap perubahan tingkah laku pun masih dia. Keputusan untuk menjadi lebih dewasa lagi karena dia. Setiap kemajuan yang aku buat, ada sosok dia dibaliknya walaupun setitik. Aku tau yang aku perbuat tak akan mengubah apapun. Hanya menjadikanku sebagai sosok yang lebih baik. Ya, alasan aku tetap melanjutkan walaupun tujuannya kini berbeda. Aku sadar dia bukanlah orang tanpa gengsi yang akan menarik kembali kata-katanya. Bukannya aku tak pernah mencoba kan? Aku yakin dia tahu bahwa aku pernah melepas semua gengsiku. Namun tak cukup untuk meruntuhkan pertahanan dan keyakinannya. Aku sadar. Maka aku selalu b

Sebuah Surat

Hai, orang-orang terdekat. Bagaimana pertemuan kita hari ini? Bagaimana bincang-bincang kita hari ini? Bagaimana permainan dan keseruan kita hari ini? Orang-orang termenyenangkan,  Maafkan jika hari ini aku tak semenyenangkan biasanya. Maafkan jika tawaku tak selepas biasanya. Ampuni jika kata-kataku tak semenyakitkan biasanya. Maaf aku jauh lebih diam hari ini. Teruskan saja keseruan-keseruan yang memang seharusnya ada. Kekhawatiran kalian justru membuatku tak nyaman. Tawa kalian bisa sedikit memperbaiki kondisiku untuk sementara waktu. Orang-orang yang selalu peduli, Hari ini tetap menyenangkan, kan? Hari ini tetap menghibur kalian semua, kan? Senyumku memang terkadang lebih sinis dari biasanya, tapi masih dalam batasan aku yang normal, kan? Senang mendengar kalian tak terganggu. Semoga hari-hari kalian selalu menyenangkan. Salam, Dari orang yang tak ingin kalian mengetahui kondisi fisik dan hatinya. -BAS-

Cerita Seorang Pelayan Restauran: Perubahan Sempurna

Hari minggu ini aku bertugas seperti biasa. Restauran buka jam 1 siang, saat awan-awan mulai bergerombol di langit menyembunyikan sinar matahari yang sejak tadi pagi bersinar cerah. Aku duduk di belakang meja tempat para pelanggan memesan makanan maupun minuman. Seperti biasa, orang-orang berdatangan, memesan beberapa makanan dan minuman, memilih tempat duduk, kemudian sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Berkumpul mendiskusikan sesuatu ataupun sibuk dengan gadget -nya masing-masing mengerjakan sesuatu. Seperti biasa pula aku berkeliling, mengantarkan pesanan. Tak lama, gerimis mulai turun disertai munculnya seorang gadis dari gerbang restauran. Ia menghampiri kami. Yang ia pesan hanya segelas susu murni dingin dengan rasa plain . Aku melihat setitik semangat di matanya. Terpancar pula dari senyumnya yang ramah. Ia memilih tempat duduk di pojok. Bukan tempat duduk yang biasa dipilih orang yang datang sendiri, bisa ditempati hingga empat orang. Bahkan di sana tidak dilengkapi st