Posts

Showing posts from October, 2021

Statuta

A: "Aku seneng, kamu lagi suka banget baca." B: "Aku stres." A: "Oh iya? Terus? Merasa baikan waktu lagi baca kah?" B: "Biar terbiasa ga punya teman aja." (Sambil tersenyum) Aku terlalu banyak berharap dari sebuah status dengan orang lain. Ingin selalu tahu kabar mereka, ingin selalu tahu apakah mereka baik-baik saja, ingin selalu diceritakan apa pun yang terjadi pada mereka, ingin selalu diajak main, ngobrol, dan masih banyak ingin-ingin yang lain -- yang intinya ingin selalu terlibat dalam kehidupan mereka. Karena hal itu, kadang aku kecewa, kadang aku terlalu banyak berpikir. Karena hal itu, orang-orang risih. Seharusnya mereka punya privasi. Aku harus sadar bahwa setiap orang tidak selalu sama dengan bagaimana aku ingin diperlakukan. Aku seharusnya tidak memaksakan. Bagaimana kalau aku singkirkan saja perihal status? Tidak peduli bahwa kita adalah teman, rekan kerja, sahabat, teman dekat, teman rasa keluarga, pacar, calon suami, apa pun itu.

Lumbung

Sudah ada kira-kira satu bulan yang lalu sebenarnya aku merencanakan sesuatu yang baru untuk rumah ini. Belum juga terealisasi. Entahlah, pikiran dan fisik sedang sangat sulit untuk bekerja sama. Sesungguhnya aku menulis di sini karena aku sangat ingin bercerita, mengungkapkan yang mengganjal di hati maupun di pikiran, namun terlalu malu untuk bicara panjang lebar denganmu secara langsung. Atau sekedar membatasi yang ingin dibagi karena ada hal-hal yang masih harus dijaga. Takut tidak terkontrol saat aku sedang bicara di depanmu. Aku egois, memang. Lelah memendam tapi masih menginginkan privasi. Mohon dimaklumi. Tulisan ini sedikit aku revisi. Tepatnya, aku tambahkan paragraf ini karena ternyata ada seorang tidak terduga yang mengaku kalau selama ini ia ada di sini. Tidak menyangka kalau selama ini aku juga berbagi cerita padanya. Tak apa. Tak ada masalah. Terima kasih karena sudah mau ikut menampung cerita-ceritaku. Nantinya akan ada halaman baru. Tempat aku bercerita apa yang terjadi

Es Jeruk

Baru ini aku merasa kalau menjadi hidup itu sangat sulit. Tidak ada pilihan yang benar. Tidak ada keputusan yang tepat. Apapun yang aku ambil, aku sudah siap untuk jadi yang disalahkan. Untuk sekedar merasa bersalah. Aku tidak tahu apakah sebetulnya aku benar atau salah. Aku tidak peduli lagi. Yang akan aku lakukan nanti hanya menjadi salah. Aku rasa, aku bukan si latah yang melakukan apa pun yang aku pikirkan secara spontan. Tapi dadaku sakit tiba-tiba. Tolong aku. Ruangan ini sangat gelap. Aku tidak bisa lihat apa-apa. Tidak bisa memastikan tanganku ada di mana. Nafasku sesak, padahal dokter bilang cairannya hampir hilang. Hanya bisa merasakan setengah tubuhku kebal.  Padahal ini siang hari. Lampu kamar memang mati, tapi sinar matahari sedikit masuk dari jendela. Aku mual. • • • Semoga Jumat berkah. Aku belum dapat kabar baik. -BAS-