Posts

Showing posts from 2016

Di Ujung Perjalanan

Aku sedang melalui perjalanan panjang. Sudah lama aku berjalan. Tinggal sedikit lagi hingga aku sampai di tujuan. Namun justru di sinilah ujian yang sebenarnya. Puncak dari segala ujian yang pernah aku lalui selama perjalanan. Medan semakin sulit. Jalanan semakin terjal. Berbatu tajam, tak ramah. Kendaraanku pun tak bekerja seperti yang aku harapkan. Aku harus mendorongnya. Ditambah beban di dalamnya yang semakin berat, kumpulan dari bekal yang aku temukan dan kumpulkan selama perjalanan. Cuaca begitu ekstrim tak bersahabat. Dan kini aku harus melaluinya sendiri. Aku jadi teringat bahwa aku pernah mendampingi seseorang dalam keadaan yang sama. Walaupun tak membantunya langsung. Tak ikut mendorong kendaraannya. Hanya ikut berjalan di sisinya. Hanya berusaha untuk menyediakan apa yang ia butuhkan. Ia sudah berhasil melalui puncak. Dan saat itu pula aku diminta berhenti menemaninya. Kini ia sedang melakukan perjalanan baru. Dengan ujian-ujian baru. Bertemu orang-orang baru. B

Tentang Seorang Wanita dan Kesederhanaannya

Kukenalkan kau pada seorang wanita biasa. Wanita sederhana yang sebisa mungkin membuat semuanya serba sederhana. Jika itu tak mengganggu kehidupannya, kenapa harus dipermasalahkan? Ia benci ketika orang-orang membuat sebuah pertanyaan yang seharusnya selesai saat dijawab justru diperumit dengan pertanyaan-pertanyaan lain atau pernyataan-pernyataan lain yang berujung tak menjawab pertanyaan utama. Ia tak suka ketika orang lain memperumit dirinya sendiri dengan mendebatkan urusan orang yang sebenarnya hanya masalah sepele yang tak perlu dibahas. Ia acuh. Hanya tertarik dengan apa yang ingin ia ketahui. Kadang terlihat terlalu antusias bahkan hanya pada obrolan biasa, kadang langsung berlalu pergi tanpa melirik sedikit pun. Wanita itu suka bermain peran. Ia sibuk berkeliling dari satu panggung ke panggung lain. Kadang jadi pemeran utama, kadang cameo saja. Kadang perannya tertukar, tak sesuai dengan panggungnya. Namun ia masih bisa mengatasinya. Improvisasinya bagus. Penonton, ba

Halaman Khusus

Bolehkah halaman ini menjadi salah satu media untuk menyembunyikan rasa? Menjadi ruang-ruang bagi setiap kalimat yang sangat tak suka untuk kuucap. Menempatkan rahasia agar udara sekalipun tak tau betapa lemahnya hati ini. Jika orang-orang melihatku lain dari sebelumnya, ketahuilah, dia memiliki peran dibalik itu semua. Alasan dibalik setiap pemikiran baru adalah dia. Sebab setiap perubahan tingkah laku pun masih dia. Keputusan untuk menjadi lebih dewasa lagi karena dia. Setiap kemajuan yang aku buat, ada sosok dia dibaliknya walaupun setitik. Aku tau yang aku perbuat tak akan mengubah apapun. Hanya menjadikanku sebagai sosok yang lebih baik. Ya, alasan aku tetap melanjutkan walaupun tujuannya kini berbeda. Aku sadar dia bukanlah orang tanpa gengsi yang akan menarik kembali kata-katanya. Bukannya aku tak pernah mencoba kan? Aku yakin dia tahu bahwa aku pernah melepas semua gengsiku. Namun tak cukup untuk meruntuhkan pertahanan dan keyakinannya. Aku sadar. Maka aku selalu b

Sebuah Surat

Hai, orang-orang terdekat. Bagaimana pertemuan kita hari ini? Bagaimana bincang-bincang kita hari ini? Bagaimana permainan dan keseruan kita hari ini? Orang-orang termenyenangkan,  Maafkan jika hari ini aku tak semenyenangkan biasanya. Maafkan jika tawaku tak selepas biasanya. Ampuni jika kata-kataku tak semenyakitkan biasanya. Maaf aku jauh lebih diam hari ini. Teruskan saja keseruan-keseruan yang memang seharusnya ada. Kekhawatiran kalian justru membuatku tak nyaman. Tawa kalian bisa sedikit memperbaiki kondisiku untuk sementara waktu. Orang-orang yang selalu peduli, Hari ini tetap menyenangkan, kan? Hari ini tetap menghibur kalian semua, kan? Senyumku memang terkadang lebih sinis dari biasanya, tapi masih dalam batasan aku yang normal, kan? Senang mendengar kalian tak terganggu. Semoga hari-hari kalian selalu menyenangkan. Salam, Dari orang yang tak ingin kalian mengetahui kondisi fisik dan hatinya. -BAS-

Cerita Seorang Pelayan Restauran: Perubahan Sempurna

Hari minggu ini aku bertugas seperti biasa. Restauran buka jam 1 siang, saat awan-awan mulai bergerombol di langit menyembunyikan sinar matahari yang sejak tadi pagi bersinar cerah. Aku duduk di belakang meja tempat para pelanggan memesan makanan maupun minuman. Seperti biasa, orang-orang berdatangan, memesan beberapa makanan dan minuman, memilih tempat duduk, kemudian sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Berkumpul mendiskusikan sesuatu ataupun sibuk dengan gadget -nya masing-masing mengerjakan sesuatu. Seperti biasa pula aku berkeliling, mengantarkan pesanan. Tak lama, gerimis mulai turun disertai munculnya seorang gadis dari gerbang restauran. Ia menghampiri kami. Yang ia pesan hanya segelas susu murni dingin dengan rasa plain . Aku melihat setitik semangat di matanya. Terpancar pula dari senyumnya yang ramah. Ia memilih tempat duduk di pojok. Bukan tempat duduk yang biasa dipilih orang yang datang sendiri, bisa ditempati hingga empat orang. Bahkan di sana tidak dilengkapi st

Lagu Angin

Pernah terlarut dalam lirik sebuah lagu? Malam ini, seorang wanita hanya berbaring di atas kasur. Menatap langit-langit kamar yang polos, sambil berusaha menghindari silau cahaya lampu yang membuat mata mengeluarkan cairan bening alaminya. Jendela kamar yang terbuka di samping kasur memberi jalan bagi angin malam untuk masuk. Berhembus, menemani wanita yang terus membatu sejak setengah jam lalu. Handsfree masih menyambungkan telinga dengan handphone yang mengalunkan lagu yang sama, juga sejak setengah jam yang lalu. Wanita ini terdiam memeluk gitar kecilnya. Meresapi lirik-lirik dan bayangan yang terbangun dari setiap katanya. Kedatangan tiga teman yang tiba-tiba berkumpul di ruangan itu pun tak mengubah suasana hatinya yang mendadak kelabu sejak ia mendengarkan lagu itu.  Tak lama, wanita itu kembali sendiri. Kamar itu tetap terasa sepi. Ia benci suasana ini. Ingin keluar, namun angin malam tetap menjebaknya dalam diam. Kau pernah bilang, kau mengenalnya dengan sopan, m

Suara Langit, Mengudara di Cakrawala Indonesia

Image
Indonesia, negeri dengan kekayaan melimpah, membuat iri bangsa lain. Semuanya ia punya. Bahan makanan, air, bahkan udara yang segar. Kekayaan alam, bahan tambang, perhiasan, bahkan spesies hewan dan tumbuhan. Ia bisa mandiri jika ia menginginkannya. Bukan ia yang membutuhkan negara lain. Namun negara lain yang membutuhkannya dengan segala kebutuhan hidup manusia yang ia miliki. Suatu saat, ia bisa berdiri sendiri dengan kekuatannya. Saat ini, ia masih berjuang. Berusaha untuk sadar akan kekuatannya, memanfaatkan kekuatan tersebut hingga kekurangannya dapat ia tutupi.  Perubahannya ia wujudkan dalam pembangunan. Berbagai sektor ia kembangkan. Infrastruktur, sumber daya manusia, ia perkuat. Indonesia, negeri yang sangat nyaman bagi umat manusia. Terus menerus mendapat pasokan energi utama sepanjang tahun. Perbedaan energi antara siang dan malam tak begitu besar hingga iklimnya sangat nyaman ditempati. Perubahan cuaca tidak terlalu ekstrim, mendukung berbagai kegiatan manusia dal

Menjadi Berbeda, Menjadi Dewasa

Hai, apa kabar? Tiba-tiba saja aku membuka blog pribadimu yang kau buat untuk aku. Untuk melepasku, maksudku. Selalu ada yang berbeda setiap aku membacanya. Tulisan itu terasa jujur. Entah benar jujur atau apa. Tapi mungkin aku bisa merasakan hati yang sedang berucap seperti itu. Aku selalu bilang pada orang lain bahwa aku sudah tak apa. Juga pada diriku sendiri. Aku sadar, saat aku mencoba menyapamu pun rasanya sudah berbeda dibanding beberapa minggu lalu. Saat aku mendengar kabar baik darimu pun perasaan yang muncul hanya rasa senang dan lega. Entah lega kenapa. Saat aku kembali membaca tulisanmu itu, ada yang berbeda. Namun sepertinya bukan sesuatu yang istimewa. Sama seperti saat aku membaca untaian lirik lagu Tak Sempurna dari Bondan Prakoso and Fade 2 Black atau Lady Rose-nya Superman is Dead. Tapi ada makna-makna baik yang baru aku temukan sekarang. Seseorang mengajarkanku untuk berpikiran positif pada orang lain. Termasuk pada seseorang yang kelihatannya telah

Dunia Barumu

Hai, kamu. Selamat datang pada diriku yang baru, di hari yang baru, dengan dunia yang baru. Aku yakin ini adalah diriku yang baru. Lalu bagaimana denganmu? Bagaimana kabarmu hari ini? Bagaimana keadaanmu? Masih terpengaruh masa lalu kah? Masihkah perasaanmu berbeda ketika mendengar namanya? Atau sudah menjadi dirimu yang baru? Jika belum, lalu mengapa dengan beraninya kamu mengajakku pergi ke duniamu? Saat itu, kukira itu dunia barumu. Namun saat kudengar masih ada dia dalam duniamu, baru kusadar bahwa aku salah. Untungnya aku belum terseret. Namun, hampir, kurasa. Bagaimana sekarang? Masih ingin membawaku pergi kah? Jika ya, akan kuberi kamu kesempatan. Bukan untuk menghilangkan dia dari duniamu, namun untuk menjadi biasa saja saat ia tiba-tiba muncul di hadapanmu. Kenangan bersamanya yang kamu anggap selalu buruk bukan untuk kamu sesali, pendam, bahkan kubur dalam-dalam hingga tak kamu ingat sama sekali, tapi justru menjadi pelajaran, inspirasi agar kamu bisa menciptakan dunia

Baru

Aku selalu suka sesuatu yang baru. Sesuatu yang belum pernah kucoba sebelumnya. Sesuatu sederhana yang kuanggap menarik. Aku suka mengerjakan hal baru. Hal-hal menarik yang kukira dapat menghasilkan. Tak harus materi, cukup memuaskan hati. Banyak hal-hal yang menurutku menarik. Walaupun membuat kesan tak fokus ke satu hal. Tidak, aku akan tetap menyelesaikannya. Sedikit demi sedikit. Sepertinya, aku memang tak bisa menyelesaikannya sendirian. Maka aku senang ketika menemukan orang-orang baru. Orang-orang yang bisa mendukungku, orang-orang yang dapat membantuku. Dan aku suka saat orang-orang baru itu membutuhkan bantuanku. Menyeretku pada sesuatu yang juga baru mereka lakukan. -BAS-

Sosok yang Tertutupi Kisah Usang

Satu orang lagi yang aku temukan fakta hebatnya. Satu orang yang ternyata begitu peduli pada keluarganya. Begitu peduli akan masa depannya. Begitu peduli pada orang-orang di sekitarnya. Ia seorang yang terlihat begitu baik. Senang meghibur walau terkadang menyebalkan. Baru kuketahui bahwa ia orang yang sangat hebat. Lebih hebatnya lagi, ia selalu berusaha menutupinya.  Lalu ada orang lain lagi yang sudah cukup kuketahui kehebatannya, namun belum kuceritakan. Ia tak pernah mau merepotkan. Sama seperti seorang sebelumnya, selalu berusaha mandiri. Kau tau? Setelah tersadar dari kejadian yang sebelumnya kuanggap tragis itu, aku menemukan sosok-sosok hebat yang selama ini belum pernah kutemukan. Setelah tersadar dari kesedihan yang amat mendalam itu, aku diperlihatkan pada berbagai drama-drama kehidupan yang luar biasa. Lalu masih pantaskah aku terus-terusan larut dalam perasaan kacau, menenggelamkan diri pada sebuah kisah usang yang aku pun tak tau kemana alurnya dan siapa tokoh u

Sudut Pandang

Seseorang yang sebelumnya hanya kuanggap bocah kecil mampu memberikan pelajaran yang sangat berharga. Sebelumnya kuanggap ia sebagai orang yang tak pernah serius, tak bisa menyesuaikan kondisi, selalu bercanda. Memang memberikan kesegaran dalam kelompok, namun tak jarang membuat orang lain kesal. Kemarin ia bicara soal kehidupannya. Bicara tentang pengalamannya, tentang pandangan-pandangannya. Dan tepat saat itu ia mengubah pandanganku akan dirinya. Pandangan kritisnya menunjukkan isi otaknya yang sebenarnya. Kemampuannya memahami orang lain, melihat sesuatu yang tak mudah dilihat orang lain, menunjukkan betapa dewasanya ia. Kagum. Mungkin ia tak tau, tapi seberharga itu lah inti dari pembicaraan panjang lebarnya saat itu bagiku. Pembicaraan panjang yang ringan, santai, kadang diiringi canda seperti biasanya, namun memiliki arti yang mendalam bagi seorang wanita yang tengah berusaha keras untuk keluarga dan kehidupannya. Yang berjuang untuk lebih menghargai dirinya sendiri dan

Saatnya Tinggi Hati

Bahkan ketika aku berusaha keras untuk bertahan, menahan kesal karena tak bisa sering bertemu, berpaling dari kenyataan bahwa banyaknya godaan di sekitar, kau telah menemukan dia, matahari lain dalam hidupmu. Maka tak ada alasan lagi untuk terus mengemis untukmu kembali. Tak ada alasan untuk terus menjatuhkan harga diri. Tak ada alasan untuk terus terlihat bodoh, membuatmu merasa ditinggikan.  Ini saatnya aku merasa sombong. Aku wanita berharga, konsisten, dan menepati janji. Tak peduli walau akhirnya harus dikhianati. Karena menjadi dewasa itu sulit. Bahkan kau pun tak sanggup melakukannya. -BAS-

Kata Dulu dan Sekarang

Dulu, Aku selalu tersenyum saat kata-kata romantis muncul dalam setiap tulisanmu. Seakan pasti tertulis untukku. Kata 'kamu' itu hanya untuk aku. Setiap bait selalu kau tunjukkan padaku. Sekarang,  Sesederhana kata 'kamu' pun mampu membuatku berfikir, untuk siapa tulisan itu kau tujukan. Makna-makna tersirat tak hentinya aku cari. Mencari berbagai macam kemungkinan. Tak hanya satu dua. Ia mampu membuatku bertanya-tanya, sekalipun tanya tanpa jawab. -BAS-

Kekuatan Pikiran

Pernah dengar tentang sesuatu yang benar-benar terjadi karena kita membayangkannya? Fenomena itu sering dibahas di psikologi. Aku tak tau persis apa namanya.  Sederhananya begini, seorang pemahat memiliki ide apa yang akan dibentuk. Kemudian ia memahat di kayu atau batu untuk mewujudkan idenya tersebut. Intinya, seseorang akan berusaha untuk mewujudkan apa yang menjadi idenya, apa yang dipikirkannya. Di kasus lain, seorang wanita membayangkan pacarnya selingkuh, lalu tiba-tiba ia benar-benar mendapati pacarnya berduaan dengan wanita lain. Atau seseorang yang mendapatkan doorprize sesaat setelah ia membayangkannya. Agak sulit dibedakan dengan firasat, memang. Aku pun belum tahu apa bedanya. Mungkin hal itu yang menjadi dasar munculnya nasihat untuk selalu berpikiran positif. Lalu bagaimana dengan kasus sebaliknya? Kasus dimana hal yang kita bayangkan justru tidak pernah terjadi. Sepertinya aku selalu mengalaminya. Apa yang aku pikirkan tak pernah terjadi. Baik ataupun buru

Bayang-Bayang

Pernahkah kau merasakan takut seperti yang aku rasakan sekarang? Tak hanya rasa takut bila bertemu denganmu, tapi rasa takut akan sosokmu seluruhnya, seutuhnya. Aku tak mengerti, hanya saja..., Kau tau? Rasa takut itu sangat menyiksa. Sangat menyiksa karena di sisi lain aku sangat merindukanmu. Apakah rasa takut itu muncul sebagai balasan dari kenyataan bahwa aku memang tidak akan bertemu denganmu? Apakah rasa takut itu muncul sebagai bayang-bayang sisi lain pikiranku yang tak pernah ku sadari? Aku pernah mendengar teori tentang bayang-bayang itu. Ah..., aku tak mengerti apa yang sedang terjadi pada diriku. Bukan aku yang biasanya, kau tau? -BAS-

Bumi dan Malam

Satu sisi dari Bumi. Malam menyukainya. Begitu pun ia. Begitu menyukai Malam. Bahkan sejak awal mereka berjumpa. Mulai senja, hingga gelap datang. Semakin lama semakin jelas, semakin lama semakin pekat. Bumi selalu berusaha memperlama gelap. Menghambat laju putarannya. Agar ia dapat bersama Malam lebih lama. Gelap terasa lebih lama. Sangat lama. Berbagai kisah mereka ceritakan. Berbagai kisah indah pun mereka rangkai. Namun Bumi tetap akan berputar, bukan? Bumi akan menghadap Matahari. Dan perlahan sisi Bumi itu pun akan meninggalkan Malam. Seberapa besar pun janji Bumi untuk tidak meninggalkannya. Bumi lelah jika harus terus menerus menahan putarannya. Menahan egonya, bahkan untuk Malam yang dicintainya. Lalu sekarang, kenapa tidak Malam yang berjuang untuk Bumi? Berusaha agar mereka dapat bertemu, bersatu kembali. Tapi bagaimana caranya? Mempercepat putaran Bumi kah? Bisakah ia melakukannya? Itu membutuhkan izin Bumi. Bagaimana jika Bumi tak ingin lagi bertemu dengannya?

Sapa Atmosfer

Hai pagi, siap menyambutkah hari ini? Menyambut manusia-manusia yang akan dengan penuh semangat menjalani hari ini. Hai matahari, siap menerangikah hari ini? Menerangi dan memberi energi bagi bumi dan segala isinya. Menghangatkan jiwa-jiwa yang telah semalaman dihempas rasa dingin. Hai angin, akan bawa apa hari ini? Akankah kau membawa awan ke kota ini? Saranku, bawa saja. Pupuk awan agar hujan turun pada kota yang amat dicintai warganya ini. Bawa pula salamku pada seseorang di luar sana. Tanyakan bagaimana kabarnya. Pastikan ia baik-baik saja lalu pergi jauhlah. Aku tak ingin mengganggunya. Hanya ingin memastikan ia baik-baik saja. Apa kabar hujan? Datanglah. Mari temani aku bercerita. Tentang rindu yang tak pernah terucap di bibir, namun tak dapat terbantahkan. Tentang rasa yang tak orang lain tau, bahkan si empunya jiwa yang menumbuhkan rasa itu. Tentang isi kepala yang hanya berisikan satu orang, walaupun ia tak pernah tau. Dengarkan ceritaku, yang entah menyedihkan at

Rintik Hujan: Kadang Aku 'tak Didengar

Aku bunyi rintik hujan. Selalu menyertai ketika hujan turun. Ketika pukulannya cukup kuat untuk membunyikan bidang tempat ia jatuh. Ketika sudutnya cukup untuk tidak sekedar menggores bidang tersebut. Ketika besar butirnya cukup untuk menciptakan pukulan yang cukup kuat.

Hujan: Mauku? Siapa yang Peduli?

Hai, aku hujan. Aku bukan apa-apa. Aku cuma berbentuk butiran-butiran. Sebelum menjadi butiran, aku jauh lebih kecil lagi. Aku bukan sesuatu yang bisa diharapkan. Sangat mudah berubah dari satu bentuk ke bentuk lain. Apalagi saat gelombang-gelombang berkeroyok itu menyerangku bertubi-tubi. Atau saat aku kedinginan hingga aku mau tidak mau harus saling berdekatan dengan teman-temanku. Aku bukan apa-apa. Di manapun, aku selalu terombang-ambing. Di udara, di darat, maupun di laut, ada yang membawaku. Mereka membawaku kemanapun mereka mau. Mereka tak peduli apakah aku ingin pergi ke sini, atau ke sana, mereka hanya akan membawaku kemana mereka mau. Dan aku hanya bisa pasrah.  Aku tak pernah bisa memaksa mereka untuk pergi ke tempat yang aku mau. Atau memaksa tinggal karena tak mau ikut dengan mereka. Kalau mereka memang mau membawaku ke tempat yang aku inginkan, berarti aku beruntung. Sisanya? Sekali lagi aku takkan bisa memaksa. Lagipula apa peduli mereka soal "mauku"?