Posts

Teman Mendaki

Suatu saat, kamu akan paham betapa menyenangkannya: - dibatasi tapi tidak dikekang, - diajari tapi tidak digurui, - diminta tapi tidak dipaksa, - dibebaskan tapi tidak dibiarkan, - dimarahi, tapi tidak dikhianati. -BAS-

Petunjuk Merah

Sekian lama ga nulis di sini, sempat ditanya kenapa lama ga nulis di sini, dan akhirnya kembali nulis di sini. Hari ini kayanya terlalu berarti untuk ga diabadikan lewat tulisan. Aku ga tau kenapa tiba-tiba hari ini kamu begitu manis. Untuk seseorang yang amat berlandaskan logika, kamu sangat manis. Bahkan dari pagi kamu mulai dengan tulisan tentang embun, matahari, dan jingga yang memudar. Tetap diakhiri dengan bercanda tentang sakit perut padahal cuma makan cabe sedikit. Selalu bercanda, memang. Karena itu waktu itu aku pancing kamu dengan "kita ga pernah ngobrol serius." Setelah itu, kita ga banyak bicara lagi hari ini. Aku sibuk dengan urusan-urusanku, lalu kita sama-sama kembali ke tengah. Aku dari barat dan kamu dari tenggara. Kamu sempat bertanya tentang angka kesukaan. Aku bilang angka 6. Entah. Hanya kepikiran itu. Tanggal lahir mungkin. Kita kembali bicara setelah kamu beri kabar bahwa baru masuk di tengah. Di saat yang sama, aku juga baru sampai. Aku ngadu. Aku mab

SEPINTAS MELINTAS: Bawah

Mungkin menyenangkan untuk bersama seseorang yang dengannya, aku ga perlu sembunyi-sembunyi tentang apapun. -BAS-

Ringan yang Berat

Terlalu sedih untuk melanjutkan cerita. Untuk menjelaskan kenapa. Takut malah jadi semakin sedih. Lalu memilih untuk ga bercerita. Tapi tetap jadi malah semakin sedih. Karena aslinya sangat ingin bercerita. Jadi ternyata akhirnya sama. Maaf. Aku jadi merasa bersalah sudah membuat kamu merasa bersalah. Intinya aku sedang merasa tidak pantas untuk menjadi siapa saja. Bahkan untuk bercerita. -BAS-

Baru

Kapan terakhir kali berbohong? Beberapa jam yang lalu. Beberapa kali di hari ini. Waktu ada yang bertanya "apa kabar?" Malam ini aku gamau berbohong lagi. Jadi sewaktu tau ada anonim yang bertanya "apa kabar?", aku pikir bahwa lebih baik untuk ga merespon. Dan demi kebaikan, mungkin kalau lebih baik kalau ga kurespon semuanya satu per satu. Walau ada banyak terima kasih yang ingin aku sampaikan. -BAS-

Apa kabar hari ini?

Tulisan ini dibuat karena pertanyaan tiba-tiba si aa di sela-sela obrolan kesana-kemari kemarin malam di saat ngopi setelah ngeband. Aku suka ditanyai kabar. Ditanya bagaimana hari ini. Ditanya bagaimana perasaannya. Sebelumnya, si abang juga sempat ajak aku ngopi malam ini. Tapi aku sudah terlanjur janji sama si aa dan si kaka. Aku bukan orang yang selalu bisa cerita tanpa ditanya. Aku ga yakin semua orang mau tau. Ketika ditanya oleh orang yang sebenarnya mau aku sampaikan 1-2 cerita tentang kabarku, kadang aku terharu. Gimana sepanjang hari ini, guys? Si kaka diam. Jadi, aku saja yang mulai. Memecah kesunyian tiba-tiba setelah kami banyak tertawa. Aku bilang pagi ini aku galau. Pagi ini aku dapat kepastian yang sebetulnya sangat ga mengenakkan. Mendukung pikiran selama ini bahwa aku bukanlah siapa-siapa. Bahwa kadang seseorang melakukan sesuatu hanya untuk berterima kasih karena perlakuan baik kita. Walau perlakuan yang menurut kita wajar, tapi begitu berharga untuk mereka. Dan mere

Kamis Habis

Hai untuk pertemuan ketiga. Setelah raganya dipisahkan oleh berbagai macam kesibukan. Aku sampai lupa kalau kamu semenyenangkan itu. Aku sempat takut kalau sama kamu, aku ga bisa jadi aku. Tapi aku sudah lega karena kembali diingatkan. Ternyata banyak hal positif dari kamu yang aku lupa. Terdengar jahat ya? Ya, kamu sepositif itu. Bahwa selain keluhmu di setiap waktu, kamu masih sadar bahwa posisimu masih lebih baik. Bahwa kamu tau cara menyenangkan orang lain, cara menghargai mereka, cara menjadi teman bagi mereka. Bahwa selain mencari cara teringkas, kamu tau betul caranya berusaha. Kita belum pernah bicara serius, ya? Ingatkan aku, nanti kita bicara serius, ya. Biar bagaimanapun, kuakui keyakinanku masih pudar. Aku perlu tau seberapa besar keinginan kamu untuk tau aku. Aku juga masih belum tau kamu. Aku belum tau sejauh apa aku bisa percaya. Aku sulit percaya dan yakin. Bukan salah kamu. Ga perlu salahkan juga masa lalu. Aku cuma ga yakin sama diri aku sendiri. Ga yakin kalau aku ya