Posts

Showing posts from August, 2018

Protes

Sepertinya para orang tua memang harus paham tentang psikologi. Agar tak gampang menghakimi anaknya sakit karena sedang ada masalah dengan orang lain. Pun kalau benar, agar tak mudah memarahi anaknya yang sedih dan sedang berjuang untuk melupakan masalahnya serta berusaha kembali ceria. Mudah bukan mencerca dengan 'segitunya'? Mudah bukan memaki dengan 'emang sehebat apa sih orangnya'? Bukan dukungan yang ia dapat, justru membuatnya lebih terpuruk.  Padahal aku selalu bilang 'iya, nangis dulu aja gapapa' pada orang yang datang bercerita dengan air mata. Memang membuat air matanya tambah deras. Tapi setelah itu ia lega. Lalu bisa dengan lapang menerima nasihat yang diucapkan tetap dengan lembut dan tidak merasa disalahkan. Bukan membuat ia menangis karena semakin merasa ditekan. -BAS-

Cerita Seorang Pelayan Restauran : Ada Apa-apa

Waktu hampir Maghrib saat seseorang masuk melalui gerbang restauran. Menghampiri kami dan memesan semangkuk es krim vanila. Aku perhatikan, ada sedikit lecet di ujung mata kanannya yang kelopaknya sepertinya mulai sedikit membengkak.  Selesai memesan dan menyelesaikan pembayaran, ia memilih tempat duduk tak jauh dari kami. Lalu seperti pelanggan kebanyakan yang datang sendiri, sibuk dengan telepon genggamnya. Begitu pula setelah kami mengantarkan pesanannya. Oh, ya. Ia sempat meminta cukup banyak lembar tissue . Ia gunakan untuk menekan kelopak mata bawahnya beberapa kali. Bergantian kanan dan kiri. Entah apa tujuannya. Sekitar satu jam kemudian, seseorang datang dan menghampirinya. Aku mencuri dengar pembicaraan mereka. Meskipun tidak terlalu terdengar. Kira-kira begini percakapannya. Oh, ya. Aku tidak tahu nama mereka. Sebut saja orang pertama adalah A dan orang yang baru datang kita sebut B. B : "Haaiii" A : "Halloooo" B : "Sendiri?"

Raja yang Diharapkan

pagi cerah langit menangis semalaman mengiringi hati yang berduka atas kehilangan yang tak pernah terkira masih tersisa udara dingin menusuk meski hingga setiap ruang kosong terlampau menusuk hingga void ikut bergetar merah jingga muncul venus tetap mengiringi raja dari yang diharapkan hadir merambat mengisi langit aku senang saat kau ada dan selalu mendambakan kehadiranmu namun benci kala sinarmu terlalu menyilaukan terang, terik, menembus kornea namun jangan terlalu lama pergi kau akan tetap jadi raja yang selalu diharapkan oleh hati manusia dari kehilangan yang tak pernah ia kira membangun kembali harapan yang hilang bersama dinginnya langit malam kala hujan -BAS- *repost karena terhapus

SEPINTAS MELINTAS : Penjelasan

Aku bersedia berbicara berulang kali sesuatu yang intinya sama pada orang yang sama sampai lawan bicaraku benar-benar mengerti apa yang aku maksud. Meski aku harus memutar otak berulang kali mencari cara dan kalimat lain agar ia mengerti. Seperti saat kemarin aku menanyakan sesuatu pada Abang. Seperti saat kemarin aku harus menjelaskan sesuatu pada Bapak klien, bahkan melalui sambungan telepon sekalipun. Tapi percuma, bukan, menjelaskan sesuatu pada orang yang memang tidak mau mendengar apa pun yang kita jelaskan? -BAS-

Alarm-alarm Pengingat

Tadi siang, teman lamaku menghubungi. Teman selama empat tahun aku di kampus dulu. Kami tidak begitu dekat. Sangat jarang duduk bersama untuk sekedar ngobrol . Sejujurnya aku tidak percaya diri saat aku ada di dekatnya. Minder . Tapi saat melihatnya, aku ingat kebaikan. Aku percaya diri. Allah sayang aku. Sejak kecil, aku selalu dipertemukan dan berteman dengan orang-orang yang berpikiran terbuka. Sangat terbuka hingga kami bisa membahas apa saja dalam obrolan kami. Dari sesuatu yang sangat sederhana hingga yang terlalu kompleks. Beberapa tak peduli kata tabu.  Tapi di saat yang bersamaan, aku juga dipertemukan dengan orang-orang yang mengajakku kembali. Sehingga aku tidak berpetualang terlalu jauh. Cukup saja untuk memperluas pengetahuanku. Untuk sedikit membuka pikiranku. Cukup saja agar aku sekedar tahu.  Mereka tidak mengajakku secara langsung. Hanya perlu melihat mereka saja, dan aku segera tahu bahwa petualangan dan pencarianku jangan sampai terlalu jauh. Ada pet

Bangga

Aku selalu ingin menghargai dan mendukung setiap pencapaian-pencapaian positif yang ada di sekitarku. Pencapaian orang-orang, pencapaian kota tempat aku tinggal, lahir, sekolah, atau bekerja, apalagi pencapaian negaraku tercinta. Tapi meminta izin di tempat kerja untuk sebentar saja melihat langsung Torch Relay Asian Games yang melewati jalan raya yang jaraknya tak begitu jauh dari tempat kerja ternyata tidak bisa semudah itu. Sedikit kesal. Aku hanya bisa mendengar kemeriahannya dari kejauhan saja. Mau bagaimana lagi? Aku tidak bisa berbuat lebih. Tapi yang membuatku lebih kesal adalah ada orang yang berkomentar "ya ngapain  nonton juga, sih ? Cuma begitu doang " sewaktu aku bercerita. Hak dia juga, sih , untuk berkomentar. Hak dia juga memutuskan untuk menonton atau tidak. Toh , dukungan juga tidak harus ditunjukkan dengan melihat langsung. Tapi tidak dengan komentar " bikin macet doang ", kan ? Aku sangat bangga saat kotaku, Bogor, dinobatkan sebagai kota

Tentang Opini, Latar Belakang, dan Kemerdekaan

Sabtu pagi tanggal 18 Agustus 2018. Satu hari setelah hari kemerdekaan negeriku tercinta, Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ke-73. Sepanjang pagi ini, aku hanya bersantai-santai di kasur. Mungkin akan jadi sepanjang hari. Sarapan pun aku lupa. Tak ada yang mengingatkan. Ibu sedang sibuk bersama ibu-ibu komplek, sedangkan Bapak sibuk mengurusi mainan-mainannya di luar. Seisi rumah sudah dibereskan dan dibersihkan. Pun hari libur adalah waktunya untuk bersantai bukan? Walau senin nanti aku harus presentasi, melaporkan, dan berdiskusi dengan tenaga ahli sementara ada beberapa perintilan dari pekerjaanku yang harus aku bereskan. Nanti saja. Tapi bersantai bukan berarti tidak melakukan apa-apa. Ada dua hal berarti yang aku lakukan pagi ini. Yang membuka pikiran. Dan bisa dibilang berkaitan dengan kemerdekaan. Pagi ini aku buka dengan membaca sesuatu yang memang selalu aku baca dan mulai menjadi rutinitas harianku beberapa minggu ini. Belum setiap hari, sih . Tapi sering. Sesuatu

SEPINTAS MELINTAS : Janji

Sepertinya, bulan ini aku akan mengatasi komedo dan rambut rontokku sendiri saja. Aku sudah janji pada diriku sendiri. Dan aku tak mau lagi terima janji yang tidak ditepati.  ... Itu juga janji. -BAS-

SEPINTAS MELINTAS : Gantung

Kata orang, saya mandiri. Nyatanya saya tetap butuh minimal satu orang untuk bergantung. Sangat bergantung. -BAS-

SEPINTAS MELINTAS : Bodoh

Nyatanya, hal-hal yang kita anggap bodoh dan tidak akan terjadi seperti itu emang benar-benar ada di sekitar kita. -BAS-

Semoga Tidak Kecewa

Nak, mimpimu sejak kecil sudah tersedia membentang di depan matamu, padahal. Kamu sendiri yang memutuskan untuk melepaskannya saja. Dengan berbagai pertimbangan, pastinya. Aku tahu belakangan kamu berpikir banyak. Sampai seharian di kantor hanya kamu gunakan untuk tidur. Tak peduli atasan di sampingmu, kau tetap menundukkan kepala bersandar pada meja. Sampai masuk angin kamu jadikan alasan saat meminta ibumu membalurkan minyak di tubuhmu demi kau merasa lebih baik. Kau sudah putuskan. Semoga kamu tidak kecewa. Nak, sesuatu terjadi pada cintamu. Lagi. Kau juga sudah pikirkan. Kau sudah membaca tanda-tandanya. Kau terjebak lagi. Padahal kamu sudah mewanti-wanti dirimu sendiri. Kau terjebak lagi. Karena itu kau sangat ingin bicara. Sangat ingin dijelaskan. Tapi kamu belum diberi waktu. Semoga kamu tidak kecewa lagi. -BAS-

Ya kan?

Kau menangisi apa? Cengeng! Buat apa? Kau kan cuma benci dirimu sendiri. Aku kan sudah bilang, belajar dari pengalaman! Dasar bodoh! Dia kan pernah bilang, cinta tanpa alasan juga bisa pergi tanpa alasan. Kau juga kan punya jawabannya. Kenapa tidak pernah keluar dari mulutmu? Kenapa juga tak kau tanamkan di otakmu lah minimal. Tanamkan! Cinta yang beralasan juga bisa dengan mudahnya pergi kalau alasannya sudah hilang kan? Atau menemukan alasan lain di orang lain? Atau menemukan alasan baru dalam dirimu? Alasan untuk memutuskan pergi. Katanya, niatnya baik kali ini. Siapa yang peduli? Yang ada di otakku, kau bodoh! Terserah lah. Aku sudah ingatkan. Silahkan menjadi tegar dalam kebodohanmu, wanita muda! -BAS-

Mood

Ada yang membuat saya senang, akhirnya. Hanya pernyataan sedikit. Sekilas saja. Tapi cukup. Terima kasih, Baginda Raja. Katanya ketakutan itu asalnya dari pikiran kita sendiri. Tapi aku tidak tahu sedang takut karena hal apa. Lalu sangat ingin menyingkirkannya. Bagaimana, Paduka Raja? Ketakutan saya tidak berdasar.  Semalam saya tidak bisa tidur. Sedang rindu akan banyak hal. Akhirnya memikirkan terlalu banyak hal. Yang akhirnya membuat sedih sendiri. Lagi-lagi dibuat sendiri. Ah, pagi-pagi begini, saya sudah kesal. Sangat kesal. Tapi tidak tahu kenapa. Ada hal tidak biasa dari Anda yang membuat saya sangat kesal. Padahal saya pikir mungkin penyebabnya justru dari saya. Mungkin saya salah bicara. Maafkan saya, Yang Mulia Raja. -BAS-

SEPINTAS MELINTAS : Basa-basi

Diam itu emas. Dan basa-basi itu perlu. Tapi aku lebih memilih diam. Aku akan  kembali memilih diam. Apalagi setelah terlalu banyak pertanyaan basa-basi yang terlalu basa-basi keluar dari mulut, belakangan. Yang kadang membuat aku sendiri terlihat bawel tidak berguna. Kadang bahkan terlihat sangat bodoh. Kau kan tahu, aku lebih besar kepala bila dipuji pintar dan berguna daripada cantik. Ya, tulisan ini juga cuma basa-basi, yang terlalu basa-basi. -BAS-

Si Penemu

Peduli itu hanya tentang rasa atau tindakan? Tapi, rasa tanpa tindakan pun terasa kurang lengkap, bukan? Adalah si peduli, yang selalu berhasil menemukan sesuatu yang orang lain tidak temukan. Aku tidak bilang 'tidak bisa temukan'. Ia yang selalu tanpa ragu menunjukkan kepeduliannya pada siapa pun. Bahkan pada apa pun. Tanpa pilih-pilih. Salut! Karena ada orang lain, yang sama pedulinya, namun terlalu segan untuk menunjukkan. Apalagi bertindak. Tidak bisa disalahkan. Karena faktornya pun sangat beragam. Menemukan sesuatu itu bukan hal yang mudah bukan? Tidak bisa begitu saja. Berapa persen penemuan yang terjadi karena kebetulan? Kadang yang kebetulan pun didahului usaha yang tidak mudah di awalnya. Itulah mengapa seorang penemu begitu dihargai. Semoga ia, si teman sejati, bisa menjadi penemu banyak hal lain lagi yang orang lain tidak bisa temukan. Yang bahkan orangnya sendiri pun tidak bisa menemukan. -BAS-

Terlalu Mudah

Perempuan ini lebih memilih jalan memutar untuk pulang, malam ini. Ia tidak kenapa-kenapa. Tidak ada masalah. Hanya sedang memikirkan sesuatu. Ia tidak terlalu mudah mengucapkan 'kangen', bukan? Entah. Ia sedang rindu banyak orang, belakangan. Beberapa ia ungkapkan. Beberapa lainnya ia biarkan saja disimpan sendiri. Perempuan ini sudah terbiasa menyimpan rindu sendiri. Jadi, ia tidak terlalu mudah mengucapkan 'kangen', bukan? Lalu terpikirkan sebuah pertanyaan. Kelanjutan dari yang ia pikirkan kemarin. Jadi kalau ia menulis, apakah itu berarti dirinya sedang merasa pendapatnya sedang tidak didengarkan? Hmm, tidak selalu begitu, sepertinya. Kadang ia hanya merasa tidak bisa menjelaskannya secara lisan saja. Tulisan selalu bisa diandalkan. Kecuali jika tak ada tempat untuk penjelasan secara tulisan. Seperti saat ia bilang bahwa ia ingin pulang, misalnya. Saat itu sangat sulit. Tapi yang ia pikirkan hanyalah bahwa ia harus melisankannya. Tak ada cara lain. Da