Siapa Jahat?

Ketika suhu dingin telah menempati satu sisi tubuhmu (hanya satu sisi!), dan saat satu sisi yang sama dari tubuhmu begitu berat mengikuti apa maumu (hanya satu sisi yang sama!), saat itu lah kau akan tau betapa berharganya kata sehat, betapa menyenangkannya lingkungan segar, dan betapa berartinya waktu luang.

Kau akan tau betapa jahatnya makanan yang kau santap dengan rasa senang. Jahatnya makanan yang sangat kau inginkan dan minuman yang terlihat begitu menyegarkan. Kau akan tau betapa jahatnya sebuah sistem pendidikan. Kau lihat? Bahkan ilmu yang bermanfaat pun bisa terlihat begitu jahat. Kau akan tau betapa jahatnya lingkungan yang seolah menyenangkan. Lingkungan tempat bertemu begitu banyaknya manusia di sekitarmu yang mungkin kau rasa dapat menyediakan segala keperluanmu dan terasa memudahkan. Kau akan merasakan betapa jahatnya manusia, yang terus menerus mengganggumu dengan segala aktivitas dan suara-suara atau apapun yang dibuatnya. Kau akan tau jahatnya rasa tulus. Ketulusan hatimu yang selalu merasa tak masalah merepotkan diri sendiri untuk menyenangkan orang lain. Lalu, kau pun akan merasakan betapa jahatnya masa depan. Hal yang mungkin akan selalu kau perjuangkan hingga mengorbankan apa yang bisa kau korbankan.

Secara langsung, pada saat ini, hatimu tak merasakan semua kejahatan itu, namun tubuhmu, bahkan otakmu, merasakannya. Lalu pedulikah kau? Atau kau pun sama jahatnya dengan mereka?

Jangan banyak bertanya bila suatu saat kau temukan kebiasaanku berubah. Aku hanya tak ingin otakku lelah, merasa tugasnya berubah, dan tak ingin lagi mengontrol teman-temannya seperti biasanya, sebagai tugas utamanya.

-BAS-

Comments

Popular posts from this blog

Bulan di Balik Awan

Suara Langit, Mengudara di Cakrawala Indonesia