Sapa Atmosfer

Hai pagi, siap menyambutkah hari ini? Menyambut manusia-manusia yang akan dengan penuh semangat menjalani hari ini.

Hai matahari, siap menerangikah hari ini? Menerangi dan memberi energi bagi bumi dan segala isinya. Menghangatkan jiwa-jiwa yang telah semalaman dihempas rasa dingin.

Hai angin, akan bawa apa hari ini? Akankah kau membawa awan ke kota ini? Saranku, bawa saja. Pupuk awan agar hujan turun pada kota yang amat dicintai warganya ini. Bawa pula salamku pada seseorang di luar sana. Tanyakan bagaimana kabarnya. Pastikan ia baik-baik saja lalu pergi jauhlah. Aku tak ingin mengganggunya. Hanya ingin memastikan ia baik-baik saja.

Apa kabar hujan? Datanglah. Mari temani aku bercerita. Tentang rindu yang tak pernah terucap di bibir, namun tak dapat terbantahkan. Tentang rasa yang tak orang lain tau, bahkan si empunya jiwa yang menumbuhkan rasa itu. Tentang isi kepala yang hanya berisikan satu orang, walaupun ia tak pernah tau. Dengarkan ceritaku, yang entah menyedihkan atau lucu bagi orang lain. Bahwa yang mereka pikir aku tak memiliki rindu itu, bahwa yang mereka pikir aku tak memiliki rasa itu, bahwa yang mereka tau aku tak pernah sebegitunya mempedulikan dan memikirkan seseorang.

Hai malam, kau bawa dingin malam ini? Setelah hujan turun, maka jawabannya ya kan? Biarlah. Biar dingin itu membiaskan pikiran orang-orang tentang betapa dinginnya hati ini. Akan adakah bintang dan bulan bersamamu? Tidak, kurasa mereka tak perlu hadir. Mereka tak perlu tau apa yang sebenarnya ada di dalam hati. Mereka tak kan mengerti pula. Mereka telah mendengar pikiran-pikiran orang bukan?

Apa kabar gelap? Bantu aku sembunyikan sedih. Bantu aku sembunyikan pedih. Tentang kecewanya yang tak pernah terungkapkan, hingga tiba-tiba ia pergi meninggalkan kecewa pula yang sangat ingin, namun belum sempat terucapkan. Tentang sedih yang tak pernah diperlihatkan. Tentang rasa... yang ia tak pernah tau sudah sejauh apa.

-BAS-