Bumi dan Malam

Satu sisi dari Bumi. Malam menyukainya. Begitu pun ia. Begitu menyukai Malam. Bahkan sejak awal mereka berjumpa. Mulai senja, hingga gelap datang. Semakin lama semakin jelas, semakin lama semakin pekat.

Bumi selalu berusaha memperlama gelap. Menghambat laju putarannya. Agar ia dapat bersama Malam lebih lama. Gelap terasa lebih lama. Sangat lama. Berbagai kisah mereka ceritakan. Berbagai kisah indah pun mereka rangkai.

Namun Bumi tetap akan berputar, bukan? Bumi akan menghadap Matahari. Dan perlahan sisi Bumi itu pun akan meninggalkan Malam. Seberapa besar pun janji Bumi untuk tidak meninggalkannya. Bumi lelah jika harus terus menerus menahan putarannya. Menahan egonya, bahkan untuk Malam yang dicintainya.

Lalu sekarang, kenapa tidak Malam yang berjuang untuk Bumi? Berusaha agar mereka dapat bertemu, bersatu kembali. Tapi bagaimana caranya? Mempercepat putaran Bumi kah? Bisakah ia melakukannya? Itu membutuhkan izin Bumi. Bagaimana jika Bumi tak ingin lagi bertemu dengannya? Bagaimana jika setelah bertemu Matahari kemudian ia lebih menyukai Siang? Bagaimana jika ada yang lebih ingin ia perjuangkan dibanding bertemu dan bersatu kembali dengan Malam?

Tapi Malam tak menyerah. Besar cintanya tak memudarkan semangat untuk segera bertemu Bumi kembali. Meski ia tak tahu caranya. Tapi coba saja dulu. Jika Bumi menghendakinya... mudah-mudahan saja. Mungkin perjuangannya akan lebih mudah. Tapi jika ternyata Bumi tak begitu menginginkannya, ... Malam akan tetap setia menunggu. Biar ia mengetahui rasanya ditolak. Biar ia mengetahui rasanya diabaikan. Agar ia lebih kuat, agar ia tahu bagaimana Bumi pernah berjuang untuknya. Serta agar suatu saat Bumi melihat perjuangannya. Toh sebelumnya Bumi tak pernah merasakan seberapa besar perjuangannya.

Sekali lagi, jika ternyata Bumi tak lagi begitu menginginkannya, ... Malam akan tetap setia menunggu, sembari berharap mereka akan bertemu kembali, dalam rasa yang sama.

-BAS-

Comments

Popular posts from this blog

Bulan di Balik Awan

Suara Langit, Mengudara di Cakrawala Indonesia