Wira

"Harus siap terus-terusan ribut, berarti."

Benar juga. Baiklah. Aku yang mengalah. Lagi. Aku tidak ingin pulang ke arena perang. Walau aku juga tidak mau pergi ke tempat yang tidak aku inginkan. Aku lakukan. Aku pulang pada rumah yang menghina setiap pencapaianku yang justru orang lain banggakan. Yang menganggapku bukan manusia baik-baik ketika orang-orang di luar sana menilaiku dengan banyak nilai-nilai positif -- tanpa tanda minus yang berarti.

Yang aku ceritakan alurnya justru sedang lebih fokus pada hal lain. Ingin kepalaku diringankan. Padahal kalau kuturuti tidak akan bertambah berat, kepalaku justru benar-benar akan menjadi lebih ringan. Tidak tahu. Entah belum siap, entah takut nantinya itu akan selalu menjadi satu-satunya solusi.

***

Pangeran berkuda putih yang aku harapkan adalah ia yang bisa percaya aku baik-baik saja, bahkan dengan pilihanku. Ia yang tidak berharap namanya dijaga, walau aku pasti akan selalu berusaha menjaga namanya. Adalah ia, yang tidak mau kalah bangga ketika orang lain bangga dengan yang aku lakukan. Yang menjadikan rumah sebagai tempat pulang terbaik yang selalu aku harapkan.


-BAS-

Comments

Popular posts from this blog

Bulan di Balik Awan

Suara Langit, Mengudara di Cakrawala Indonesia