Tekad

Aku tahu seseorang yang kelihatannya sangat kuat tapi sebetulnya sangat ga bisa sendirian. Tanpa orang lain langsung tahu, sering merengek kesepian. Sementara aku lebih tenang pergi sendiri. Semua orang punya keperluannya masing-masing, bukan? Punya kepentingannya sendiri-sendiri, ya kan? Aku suka pergi beramai-ramai. Tapi, aku juga ga masalah untuk ga ikut setelah berbagai diskusi memang ga memungkinkan aku ikut. Atau bisa langsung ambil keputusan ga ikut tanpa harus bertanya apa-apa lagi kalau langsung ditembak keputusan yang jelas-jelas ga berpikir tentang orang lain. Aku pergi sendiri saja.

Aku juga suka berada di dalam perjalanan panjang. Pergi ke suatu tempat tanpa ada hal khusus yang dituju, lalu kembali pulang, mungkin sudah sering orang-orang terdekatku dengar. Bahkan, ibu sudah paham. Asalkan, ... (Baiklah, baiklah, aku tahu batasnya. Lagipula hanya hal itu yang aku takutkan; hanya itu yang bisa membuatku menangis panik). Aku bisa dibilang gila karena mengambil perjalanan jauh dan langsung kembali pulang setelah sampai. Terserah. Memangnya mengganggu urusan mereka?

• • •

Aku benar-benar sakit dua hari kemarin. Jadi, benar-benar ga bisa menentukan esoknya akan melakukan apa. Penyebabnya karena nekat mengotak-atik rambut di tengah malam. Terlalu nekat memang, sampai terlihat sangat bodoh. (Ngomong-ngomong, 'nekat' berasal dari kata 'nekad' dari 'tekad' atau bukan, ya? Apakah sama seperti 'nemu' dan 'temu'?) Satu hari pertama, aku serasa bekerja hanya setengah hari. Sisanya aku habiskan dengan tidur. Sesekali mengecek pekerjaan yang sederhana. Di hari kedua, aku betul-betul ga masuk. Bahkan lupa mengabari karena bangun kesiangan; ga sanggup bangun terlalu lama, pagi itu. Tapi ga ada yang cari. Beberapa ga sengaja memegang tanganku yang sangat panas di hari sebelumnya.

• • •

Perjalanan panjang memang seringkali memberiku inspirasi untuk menulis lagi. Tapi, aku ga kuat menuliskannya saat di perjalanan karena ga kuat melihat tulisan yang bergoyang-goyang. Jadi, aku hanya berusaha mengingatnya. Minimal, kalimat-kalimat intinya. Kadang, ada beberapa yang terlewat. Kadang, unggahan harus ditunda karena aku rasa hal yang terlewatkan itu adalah hal penting.

• • •

Ngomong-ngomong, ga semua masalah seseorang harus aku yang pecahkan, kan? Kuakui tekadku ga sekuat itu. Hanya kadang-kadang terlampau nekat tanpa alasan.


-BAS-

Comments

Popular posts from this blog

Bulan di Balik Awan

Suara Langit, Mengudara di Cakrawala Indonesia