Hujan: Mauku? Siapa yang Peduli?

Hai, aku hujan. Aku bukan apa-apa. Aku cuma berbentuk butiran-butiran. Sebelum menjadi butiran, aku jauh lebih kecil lagi. Aku bukan sesuatu yang bisa diharapkan. Sangat mudah berubah dari satu bentuk ke bentuk lain. Apalagi saat gelombang-gelombang berkeroyok itu menyerangku bertubi-tubi. Atau saat aku kedinginan hingga aku mau tidak mau harus saling berdekatan dengan teman-temanku.

Aku bukan apa-apa. Di manapun, aku selalu terombang-ambing. Di udara, di darat, maupun di laut, ada yang membawaku. Mereka membawaku kemanapun mereka mau. Mereka tak peduli apakah aku ingin pergi ke sini, atau ke sana, mereka hanya akan membawaku kemana mereka mau. Dan aku hanya bisa pasrah. 

Aku tak pernah bisa memaksa mereka untuk pergi ke tempat yang aku mau. Atau memaksa tinggal karena tak mau ikut dengan mereka. Kalau mereka memang mau membawaku ke tempat yang aku inginkan, berarti aku beruntung. Sisanya? Sekali lagi aku takkan bisa memaksa. Lagipula apa peduli mereka soal "mauku"? Yah, terserah mereka saja. Sedih, sih. Tapi apa boleh buat. Aku bukan apa-apa. Aku bukan siapa-siapa.

-BAS-

Comments

Popular posts from this blog

Bulan di Balik Awan

Suara Langit, Mengudara di Cakrawala Indonesia