Rintik Hujan: Kadang Aku 'tak Didengar

Aku bunyi rintik hujan. Selalu menyertai ketika hujan turun. Ketika pukulannya cukup kuat untuk membunyikan bidang tempat ia jatuh. Ketika sudutnya cukup untuk tidak sekedar menggores bidang tersebut. Ketika besar butirnya cukup untuk menciptakan pukulan yang cukup kuat.


Sebenarnya aku adalah alarm alami. Alarm pengingat bahwa tengah turun hujan. Peringatan alami bagi setiap makhluk di bumi, terutama manusia, makhluk yang dapat memimpin seluruh makhluk di bumi. Makhluk yang berpikir, yang bisa menciptakan kehidupan yang lebih baik.

Aku selalu memberikan tanda pada pemimpin-pemimpin itu. Kadang aku berteriak "hey, nak. Berlindunglah dahulu. Tutupi tubuhmu dari butiran yang dapat memukul seluruh permukaan itu". Mereka adalah makhluk-makhluk pandai. Sebagian mereka menuruti nasihatku. Tapi sebagian lagi seolah tak mendengar. Terus berlarian, bahkan berjalan santai seolah tak terjadi apa-apa. Tak mempedulikan hujan yang terus-terusan mendera tubuh mereka.

Hey, aku ada untuk memperingatkan manusia. Menciptakan gelombang-gelombang yang nantinya dapat masuk ke telinga mereka. Aku melakukan itu untuk kebaikan mereka, karena aku tahu bagaimana tubuh mereka. Sekeras-kerasnya kepala mereka, pukulan air hujan tetap akan berpengaruh. Mempengaruhi jalan pikiran, kontrol, sensor, dan masih banyak lagi. Lalu apa yang akan mereka lakukan setelahnya? Menyalahkan hujan.

Aku ada agar tidak ada yang disalahkan dari turunnya hujan. Hujan selalu diharapkan. Tapi dibalik semua yang baik, ada yang tidak baik yang mengikuti. Aku tahu mereka tidak menghiraukanku karena kesibukan mereka. Kesibukan yang membuat mereka tidak sempat mempedulikan hal lain.

Kebanyakan manusia selalu menganggap mereka sibuk. Hingga bahkan tak sempat untuk mendengarkan orang lain. Setelah itu, mereka selalu menilai orang dari apa yang mereka tahu. Tak peduli penilaian itu salah atau benar. Padahal orang yang dinilai sudah berusaha untuk menjelaskan kebenarannya. Lalu apa gunanya dua telinga yang sudah diciptakan Tuhan sesempurna itu?

Ah, cobalah dengarkan bunyi-bunyi merdu dari alam. Biarkan gelombang-gelombang indah itu masuk melalui kedua telingamu menghampiri otak dan hatimu. Bunyi-bunyian yang akan memberitahumu sesuatu yang sulit untuk kau temukan dengan cara biasa.

-BAS-

Comments

Popular posts from this blog

Bulan di Balik Awan

Suara Langit, Mengudara di Cakrawala Indonesia