Perseguir

Kuberi tahu, ada satu hal yang diam-diam selalu aku kejar. Entah sebetulnya mereka setuju atau tidak. Sebenarnya aku sudah pernah menunjukkan hasilnya. Tidak tahu apakah mereka sadar atau tidak. Tapi kalau dibilang tidak jelas, kuakui ini jauh lebih belum jelas dibanding yang saat ini terang-terangan mereka tentang. Terlihat melamun dan hanya bermain-main dengan telepon genggam -- yang selalu bisa aku andalkan setiap saat -- pasti bukan sesuatu yang mereka inginkan.

Apakah aku sudah sampai di masa membuat keputusan karena tidak mau terus-terusan ribut? Tidak lagi mencari jati diri, lebih memilih mencari kedamaian. Tidak lagi mengikuti keinginan, lebih memilih kebutuhan untuk hidup tenang. Bukan lagi tidak ingin diganggu pilihannya, tapi tidak ingin diusik rasa damainya. Aku tidak bisa lagi mencari tantangan. Hanya rasa tenang. Bukan lagi mencari nyaman. Hanya jaminan. Apakah aku terlalu banyak memberontak? Hingga pemberontakanku kini tak digubris lagi.

Lalu,...
Hei! Mau berapa hal lagi yang akan aku kejar dari dalam tanah? 

Omong-omong, membuat jalurnya saja susah. Tapi bisa. Ada resiko bagian atasnya runtuh karena aku buatkan rongga. Ujung-ujungnya, usahaku ketahuan juga. Aku berkhayal saat itu terjadi, aku sudah sampai di tujuan dan tinggal menuju langit dengan mudahnya. Lalu mereka melihatku terbang dengan senyum bangga tersungging di bibir mereka.

Ya, aku rasa mereka hanya butuh bukti.


-BAS-

Comments

Popular posts from this blog

Bulan di Balik Awan

Suara Langit, Mengudara di Cakrawala Indonesia