Timbang

Baru saja membaca tulisan Saudade-ku.  Tulisan saat aku teringat dengan rumah. Saat aku merasa sudah terlalu sombong dengan rumah. Saat dengan sendirinya ingin kembali.

Kini aku terus-terusan di rumah. Namun, yang terus aku pikirkan hanya bagaimana cara agar bisa pergi dari sini. Pergi yang jauh. Pergi agar tidak tidur di sini.

Bukan, bukan karena bosan. Karena di sini, inginku tidak pernah terpenuhi. Karena sukaku tidak pernah diperhatikan. Karena aku tidak bisa melakukan apa pun. Karena aku merasa dibatasi. Karena aku ditekan. Mereka tidak salah dengan rasa protektifnya. Tapi aku ditekan. Aku pernah menulis tapi entah dimana aku lupa: 

"Mau pulang" terdengar jauh lebih menyenangkan daripada "sudah waktunya pulang."

Jadi, apa yang rumah inginkan? Pilihannya hanya dua bukan? Membiarkan aku dengan akal sehatku untuk kemudian mau pulang kapan pun semauku ; atau menahanku untuk kemudian berpikir tidak ingin lagi di sini. Lalu, lagu Di Beranda dari Banda Neira mengalun.


-BAS-

Comments

Popular posts from this blog

Bulan di Balik Awan

Suara Langit, Mengudara di Cakrawala Indonesia