Dunia Barumu

Hai, kamu. Selamat datang pada diriku yang baru, di hari yang baru, dengan dunia yang baru. Aku yakin ini adalah diriku yang baru. Lalu bagaimana denganmu?

Bagaimana kabarmu hari ini? Bagaimana keadaanmu? Masih terpengaruh masa lalu kah? Masihkah perasaanmu berbeda ketika mendengar namanya? Atau sudah menjadi dirimu yang baru?

Jika belum, lalu mengapa dengan beraninya kamu mengajakku pergi ke duniamu? Saat itu, kukira itu dunia barumu. Namun saat kudengar masih ada dia dalam duniamu, baru kusadar bahwa aku salah. Untungnya aku belum terseret. Namun, hampir, kurasa.

Bagaimana sekarang? Masih ingin membawaku pergi kah? Jika ya, akan kuberi kamu kesempatan. Bukan untuk menghilangkan dia dari duniamu, namun untuk menjadi biasa saja saat ia tiba-tiba muncul di hadapanmu. Kenangan bersamanya yang kamu anggap selalu buruk bukan untuk kamu sesali, pendam, bahkan kubur dalam-dalam hingga tak kamu ingat sama sekali, tapi justru menjadi pelajaran, inspirasi agar kamu bisa menciptakan duniamu yang lebih indah lagi. Sekalipun kamu tak ingin mengajakku, aku tak apa. Paling tidak, aku pernah ada di posisimu dan aku tak ingin kamu terlalu lama larut dalam kondisi seperti itu. Kamu pernah dibuat kesal dengan situasi itu, kan? Membuatmu tidak produktif, kau bilang.

Jadi kembalilah pada dirimu. Kembalilah ceria, baik, seperti yang orang-orang kenal. Kamu tau mana yang baik dan buruk. Kamu tau apa yang seharusnya kamu lakukan. Namun ingatlah, kamu masih memiliki kami di sekitarmu, yang tak ingin melihatmu menjadi berbeda, yang tak ingin kamu mengambil jalan yang salah.

-BAS-

Comments

Popular posts from this blog

Bulan di Balik Awan

Suara Langit, Mengudara di Cakrawala Indonesia