Kaki Salak ke Kaki Merapi

Salak ke Merapi. Sebuah jarak yang mengajarkanku banyak hal. Dari kaki-kakinya terbentang rindu. Membesar sekaligus mengecil dalam setiap jarak yang aku tempuh. 

Rindu itu berbanding lurus dengan jarak dan waktu. Dengan semuanya adalah anggota bilangan cacah. Semakin besar jika jarak semakin panjang walau waktunya sama. Pun semakin besar jika waktu semakin lama walau jarak sama saja. Bagi sebagian orang, mungkin merupakan operasi perkalian. Bisa bernilai nol jika salah satunya nol. Namun bagiku, ia penjumlahan. Hanya bisa nol jika keduanya nol.

Lalu kamu mempersilakan aku pergi jika aku ingin. Kelihatannya seperti itu. Tapi yang aku tangkap adalah kamu memintaku pergi. Sudah ku bilang. Pergi saja jika ingin pergi. Jangan meminta aku yang pergi. 

Salak dan Merapi juga sudah mengajarkanku tentang perpisahan jauh sebelum ini. Tentang melepaskan dan melupakan, berdamai dengan perasaan, mereka bilang aku sudah lulus dengan baik. Hanya satu yang sampai sekarang belum bisa aku terapkan. Meninggalkan.


-BAS-

Comments

Popular posts from this blog

Bulan di Balik Awan

Suara Langit, Mengudara di Cakrawala Indonesia