Kekar

Ketidaksengajaan dengar obrolan orang hari ini:

X: "BMC apaan?"

Y: "Rumah sakit. Langganan gua itu."

Pikiranku: "Rumah sakit? Langganan? Langganan sakit juga dong? Terus dia bangga?" 

Pikiranku juga beberapa detik kemudian: "Hey, hey! Bisa jadi langganan cek kesehatan, kan? Justru jadi kelihatan kalau dia sangat peduli sama kesehatannya, kan?"


Menyenangkan memang sesekali mencuri dengar pembicaraan orang yang tidak dikenal. Tapi, kadang sulit untuk mengendalikan pikiran agar tidak berasumsi. Atau minimal, ya, berasumsi yang baik-baik saja.


Benar juga! Yang begini-begini sering aku dapatkan saat sedang sendiri dan tidak melakukan apa-apa. Saat janjian, kadang aku terlalu bersemangat. Kadang terlalu inisiatif. Ada yang bilang mentalku sudah beda. Bukan lagi tipe yang menunggu lalu bilang akan menyusul nantinya. Salah satu faktornya mungkin karena aku bukan yang ada di kota basecamp. Dijanjikan sedikit saja, aku langsung fokuskan ke arah sana. Padahal bisa jadi termasuk yang paling jauh. Ah, bukan, perjalanannya paling lama. Justru itu, aku inisiatif. Supaya aku tidak ditunggu lebih lama. Padahal yang lain masih bisa bilang batal. Kadang karena sedikit tidak sesuai dengan keinginan mereka, beberapa karena tertekan sedikit. Bahkan saat aku bilang sudah di jalan. Padahal pula dari hari-hari sebelumnya, aku sudah niatkan akan ke dokter gigi. Kalau mau hitung-hitungan, modal materi, fisik, dan psikisnya banyak juga, ya? Tapi, yaaaahh, ya sudahlah. Hehe.

***

Ngomong-ngomong, aku tidak bisa memaksakan mereka yang sibuk dengan urusannya masing-masing. Karena aku tidak benar-benar bisa membuat mereka sibuk denganku. Oh iya, aku mau jadi kekar lagi.


-BAS-

Comments

Popular posts from this blog

Bulan di Balik Awan

Suara Langit, Mengudara di Cakrawala Indonesia