Probation

Cerita seorang teman kepadaku.


Kamu kerja dimana?

Hmmm... Gimana ya? Aku masih probation. Sama orang-orang aku belum berani bilang kerja. Biasanya aku bilang kalau aku cuma magang. Takut sama ekspektasi orang-orang.

Yah, namanya juga masih probation, anak bawang, haknya belum penuh. Gaji masih di bawah UMR. Uang lembur ga ada. Cuti ada, sih. Tapi cuma 3 hari. Sementara sebentar lagi Hari Raya. Perusahaan minta libur Hari Raya dipotong dari cuti. Hak-hak tunjangan lain sih sesuai kewajiban perusahaan yang diatur perundang-undangan. Mau minta hak yang lain-lain juga ga enak. Nanti dinilai banyak maunya.

Kewajiban? Kerjaan? Tetap penuh, lah. Lebih, malah. Karena dari pekerjaan itu kita dinilai. Kalau dinilai bagus, disiplin, loyalitas ke perusahaan tinggi, menguntungkan perusahaan, produktivitas naik terus, baru bisa tanda tangan kontrak. Atau malah langsung karyawan tetap. Anggap saja sambil mengambil hati perusahaan. Tapi kalau dinilai ga memenuhi kriteria, gitu-gitu aja, apalagi kalau ga memuaskan perusahaan, salah terus, atau alasan-alasan lain -- yang kalau mau berburuk sangka sama perusahaan -- cuma jadi alasan padahal perusahaan yang memang tidak sanggup memberikan hak utuh, ya berhenti di situ saja. Kita ga bisa apa-apa.


Berapa lama probation?

Tiga bulan. Dimana-mana probation tiga bulan sih, biasanya.


***

Probation? Masa percobaan? Iya, dicoba dijalanin dulu. Ke depannya gimana nanti deh. Gimana perusahaan, maksudnya. Saya ga bisa apa-apa. Pun kalau saya sudah terlanjur cinta dengan pekerjaan dan lingkungannya.



-BAS-

Comments

Popular posts from this blog

Bulan di Balik Awan

Suara Langit, Mengudara di Cakrawala Indonesia