Cerita Seorang Pelayan Restauran : Ada Apa-apa

Waktu hampir Maghrib saat seseorang masuk melalui gerbang restauran. Menghampiri kami dan memesan semangkuk es krim vanila. Aku perhatikan, ada sedikit lecet di ujung mata kanannya yang kelopaknya sepertinya mulai sedikit membengkak. 

Selesai memesan dan menyelesaikan pembayaran, ia memilih tempat duduk tak jauh dari kami. Lalu seperti pelanggan kebanyakan yang datang sendiri, sibuk dengan telepon genggamnya. Begitu pula setelah kami mengantarkan pesanannya.

Oh, ya. Ia sempat meminta cukup banyak lembar tissue. Ia gunakan untuk menekan kelopak mata bawahnya beberapa kali. Bergantian kanan dan kiri. Entah apa tujuannya.

Sekitar satu jam kemudian, seseorang datang dan menghampirinya. Aku mencuri dengar pembicaraan mereka. Meskipun tidak terlalu terdengar. Kira-kira begini percakapannya. Oh, ya. Aku tidak tahu nama mereka. Sebut saja orang pertama adalah A dan orang yang baru datang kita sebut B.

B : "Haaiii"
A : "Halloooo"
B : "Sendiri?"
A : "Iya. Katanya anda ajak C?" (Aku tidak bisa mendengar jelas nama yang mereka bicarakan. Tapi sebut saja begitu.)
B : "Dia aku tinggalin. Abisnya lama ga ada kabar. Terus anda juga bilang jangan lama-lama. Ga kaya biasanya. Jadi aku khawatir takut ada apa-apa"
A : "Oalah parah teh ditinggalin. Hahaha."
B : "Abisannya. Kenapa anda ga biasanya?"
A : "Apanya yang ga biasa?"
B : "Jangan lama-lama"
A : "Ooh, ya kan saya jam setengah sembilan balik. Ntar ketemu sebentar doang kalo anda lama"
B : "Seriusan gitu doang? Ga ada apa-apa? Terus tumben-tumbenan nanya aku di kota apa ngga"
A : "Kan nanya doang. Kali aja anda di kota. Di mana gitu. Aku lagi ga ada tujuan jadi bisa aku susulin. Gitu. Eh, jadi anda yang nyusulin saya"
B : "Oalah. Ga ketemu pacar?"
A : "Tadi abis ketemu"
B : "Terus sekarang?"
A : "Udah balik. Pesen sana anda"

Lalu, orang yang baru datang ini berjalan ke arah kami. Memesan segelas kopi dan sepiring kentang goreng. Lalu kembali dan duduk bersama orang pertama. Terlibat obrolan-obrolan biasa. Kadang sibuk dengan telepon genggamnya masing-masing. Kadang saling menunjukkan apa yang ada di telepon genggamnya.

Sebutan "saya" dan "anda". Sangat jarang aku dengar. Tapi jadi unik karena sepertinya mereka teman saja. Tidak ada hubungan formal seperti kolega bisnis atau semacamnya.

Setengah jam kemudian, seseorang datang menyapa mereka. Sepertinya ini C yang mereka bicarakan tadi.

C : "Haaaaiiii"
A & B : "Haaaiii halloooo"
C : "Tadi gua nyamper ke rumah lu. Kata nyokap lu, udah pergi duluan" (Berbicara pada B)
B : "Gua tinggal. Lu ga ada kabar. Terus dia bilang jangan lama-lama. Ya gua khawatir takutnya ada apa-apa" (Sambil menunjuk A dan A hanya tertawa-tawa saja)

Lalu C juga menghampiri kami. Memesan segelas kopi juga dan kembali duduk bersama teman-temannya.

Semua pesanan mereka sudah aku antarkan. Dan mereka kembali mengobrol dan bercanda kesana-kemari seperti yang biasa dilakukan sekumpulan teman.

Tepat jam setengah sembilan.

A : "Aku balik duluan ya"
B & C : "Daahhh tiati"
B : "Balik sendiri gapapa kan?"
A : "Iya gapapa"
B : "Aku lagi tanggung nge-game soalnya. Sama pacar anda. Teman saya"
A : (Menoleh ke B. Satu detik menahan pandangan. Lalu tersenyum) "Teman saya juga. Kita udahan btw"
B : (Satu detik terbengong) "Tuh kan ada apa-apa!"
A : "Hehe"
B : "Cerita heh!"
A : "Iyaaa nanti. Daaahhh"
B : "Daah tiati. Nanti cerita!"
A : "Bawel"
B : "Jangan nangis"
A : "Haha" (Sedikit berteriak sambil berjalan keluar restauran)

Lalu orang pertama pergi meninggalkan mereka berdua yang sedang sibuk dengan telepon genggamnya.

B : "Lah mereka udahan"
C : "Seriusan? Kenapa? Ko bisa?"
B : "Ga tau. Bodo amat gua paksa cerita ntar"

Beberapa menit sebelum jam sepuluh malam. Sebentar lagi restauran tutup. Kedua orang ini mulai merapikan barang bawaannya. Menuju tempat parkir. Lalu pergi meninggalkan restauran.


Firasat.
Terkadang, ia benar tentang orang-orang yang kita pedulikan.


-BAS-

Comments

Popular posts from this blog

Bulan di Balik Awan

Suara Langit, Mengudara di Cakrawala Indonesia