Saudade

Kemarin malam sekitar jam 11, dari atas angkutan umum yang sedang berhenti, tak sengaja mendengar dua orang pemuda di pinggir jalan kebingungan mencari jalan pulang. Sama-sama mengenakan peci dan sarung dengan baju koko yang sepertinya seragam dan menggendong ransel, mendengarkan seorang ibu penjual gorengan menunjuk kesana-kemari menjelaskan arah dan angkutan umum yang harus dinaiki. Nama sebuah tempat yang sangat jauh terdengar, sepertinya kota yang mereka tuju.

Tempat sejauh itu, siang hari pun angkutan umum ke sana sulit dicari. Bagaimana larut malam begini?

***

Dulu, waktu aku masih kecil, satu-satunya hal yang bisa membuat aku menangis di malam hari sebelum tidur hanya ketika membayangkan bapak-ibu tidak ada, ketika aku hilang dari jangkauan bapak-ibu. Tidak tahu bagaimana harus pulang. Tidak tahu bagaimana harus mengurus diriku sendiri. 

Sekarang, kadang malah sengaja menjauh dari rumah. Sengaja tidak pulang. Lalu menjawab dengan malas dan sekenanya ketika mereka menanyakan kabar. Bahkan marah ketika merasa yang ditanyakan terlalu banyak. Sombong sekali!


-BAS-

Comments

Popular posts from this blog

Bulan di Balik Awan

Suara Langit, Mengudara di Cakrawala Indonesia