Orang Ini

Orang ini terus menunduk beberapa hari ini. Matanya sendu. Senyumnya terlihat damai, tapi terasa tidak.

Biasanya, tiap pagi dia bersama denganku bermain bersama kucing-kucing kantor. Kini setiap pagi kutemukan dirinya tertelungkup di mejanya sendiri ditutupi jaket besarnya yang selalu ia bawa. Nasi yang aku belikan untuk makan siang tak pernah habis. Nafsu makannya menghilang walaupun jam 10 pagi ia sudah mengeluh lapar. Produktivitas kerjanya melambat. Kadang terpaksa harus pulang telat.

Beberapa hari ini dia lebih banyak menulis. Karena dia, aku juga terbawa sering menulis. Berkali-kali aku memergokinya sedang menulis sesuatu. Selalu panjang. Sepertinya banyak kata-kata yang muncul dalam pikirannya. Ia selalu dengan segera menutupi tulisannya saat sadar aku di belakangnya. Ah, aku tak sempat mencuri baca. Sedang tak pakai kacamata. Tak terlihat.

Malam ini aku menemaninya berjalan. Kami memang tak suka membuka payung. Lagipula hanya gerimis, meski butirannya agak besar. Namun wajahnya tak basah sedikit pun oleh air hujan. Atau bahkan dia tak menyadari kalau ia sedang berjalan di bawah hujan? Kepalanya tetap basah. Suara kakinya sangat sepi. Tak terdengar suara langkah sedikit pun. Seperti melayang.

Aku memberanikan bertanya
x: kau kenapa?
y: aku? Kenapa?
x: ya, kau
y: aku tak apa
x: ayolah
y: aku termakan omonganku sendiri. Pikiranku sendiri
x: apa itu?
y: sudahlah. Kau berhati-hatilah

Di kalimatnya yang terakhir ia mengangkat kepalanya menatap wajahku. Tersenyum. Seperti yang kubilang. Senyumnya damai, namun terasa tidak. Aku tak melanjutkan pertanyaanku. Lancang bukan kalau aku terus-terusan menginterogasinya? Lagipula itu saatnya kami berpisah jalan pulang. Bahkan aku dibuatnya bingung. Kalimat terakhirnya itu merupakan anjuran agar tak mengalami yang dia alami atau hanya sekedar salam perpisahan jalan?


Teruntuk kamu, kawanku, tenanglah. Jangan merasa kesepian. Kamu tak sendiri.

Dari aku,
anggap saja teman sekamarmu :)



-BAS-

Comments

Popular posts from this blog

Bulan di Balik Awan

Suara Langit, Mengudara di Cakrawala Indonesia