Orion

Beberapa hari ini langit malam lebih bersih dari gangguan awan. Gantinya, ia "dikotori" oleh bintang-bintang berserakan. Terlihat tak beraturan. Tapi ada deretan bintang-bintang terang yang selalu aku cari. Selalu menarik perhatian.

Dia orion. Si pemburu. Sabuknya paling mudah dikenali. Alnitak, Alnilam, Mintaka kompak berkelip di langit malam. Langsung menyapa saat aku berjalan ke arah timur.

Malam ini aku tak segera menemukannya. Kepalaku sudah berputar ke segala arah. Tapi cahaya-cahaya ini seolah hanya berserakan tak beraturan begitu saja. Jumlahnya juga lebih sedikit. Lampu jalan ini mengganggu, pikirku yang sangat kesulitan untuk menemukan cahaya-cahaya yang lebih redup yang dapat menyambungkan sedikit bintang-bintang terang yang terlihat.

Lalu aku pergi ke tempat gelap. Cukup gelap hingga orang-orang yang aku bawa untuk melewati tempat ini pertama kali akan mengeluh takut karena tak ada pencahayaan. Sambil terus berjalan, kepalaku berputar ke segala arah. Terus berusaha menemukan sang pemburu, si gagah di langit malam.

Aku mendongakkan kepala. Ekstrem 90 derajat ke atas langit. Sedikit redup, deretan tiga bintang itu mulai terlihat. Aku menyapanya dengan senyum. Ah, di sana dia rupanya. 

Ya, sepertinya aku memang harus membersihkan pandangan dari segala gangguan dan benar-benar memperhatikan sekitar untuk menemukan orion. Untuk menemukan hal yang nyatanya benar-benar aku cari bahkan di kegelapan malam sekalipun.


Nyatanya, cahaya bintang selalu jauh lebih menarik dari lampu jalan, bukan?
Meski cahayanya kalah terang.


-BAS-

Comments

Popular posts from this blog

Bulan di Balik Awan

Suara Langit, Mengudara di Cakrawala Indonesia